Dewasa. Sebenarnya apa makna dibalik kata itu? Menjadi
bijaksanakah? Menjadi seriuskah? Atau parahnya “being allowed to watch the adults’
porn movie”? (Pilihlah yang terkhir, maka kau akan menyesal seumur hidupmu) ^^
Oke, semua itu sebenarnya hanyalah pilihan. Bisa kita lihat,
banyak manusia berusia matang yang masih saja bersikap layaknya remaja usia
belasan. Kita sering kali berkata, “ih, muka tua, tapi kelakuan kaya’ anak
kecil!” Memang. Memang begitulah adanya. Secara fisik memang orang-ornag seperti
ini sudah bisa dibilang uzur, namun secara mental sungguh, akupun jijik dengan
melihatnya.
Lain lagi dengan para remaja yang dewasa sebelum waktunya.
Hal seperti ini kebanyakan karena faktor keadaan. Entah keluarga, teman, atau
sesuatu yang lain yang aku tak mengerti. Namun menjadi dewasa ketika kau masih
remaja, memiliki suatu hal yang buruk juga. Misalnya, dimana remaja yang
seharusnya bertingkah laku layaknya remaja pada umumnya, ia justru memiliki
kebiasaan sendiri yang mungkin tidak cocok dengan masanya. Hah, sungguh sulit
memang.
Lalu bagaimana dengan remaja ababil atau anak baru labil?
Jika mengingat beberapa waktu ke belakang, rasanya ingin sekali aku
membumihanguskan tipe manusia ini. Menurutku, they’re just rubbish! So please
kick them to the trash!
Apakah benar hidup mereka ini hanya mereka habiskan untuk
melakukan hal yang tak penting untuk orang lain bahkan dirinya sendiri?
Kemana-mana membanggakan pacar, padahal pacarnya pacaran denagn orang lain
dibelakang dia. Banyak omong a.k.a. cerewet membicarakan hal tak penting. Well,
what the $#^*^$&*&^?! Hah, jangan bicarakan ababil lagi atau emosiku
akan memuncak!
Baik, jadi apapun pilihanmu, je souhaite que tu n’aurais pas été déçus. Compris?
