Kyuhyun
yang sekarang seolah bukan Kyuhyun yang sebenarnya. Sesuatu yang baru saja
terjadi beberapa hari yang lalu telah mengubah hidupnya secara otomatis. Sejak
ia tahu bahwa cinta pertamanya adalah Minnie, semua jadi berubah. Bahkan
keduanya jarang terlihat berdua. Kyuhyun lebih sering tidak ikut kuliah. Ia
lebih memilih untuk menghabiskan waktunya di kediaman Cho. Sedangkan Sungmin,
ia tahu ia harus bersikap biasa saja. Namun tak bisa dipungkiri bahwa hatinya
tetap merindukan namja itu.
Begitu pun
hari ini. Diam-diam Sungmin mencari sosok Kyuhyun yang belakangan ini tak
pernah dilihatnya. Ia tak habis pikir, mengapa namja itu bisa bisa dengan egois
memikirkan dirinya sendiri. Bahkan Kyuhyun tidak datang saat ujian penerapan
filsafat. Sungmin ingin sekali menghubunginya. Menanyakan apakah dirinya
baik-baik saja. Namun itu tak mungkin. Ia yakin ia akan semakin mencintai namja
itu jika ia peduli padanya. Padahal ia telah meyakinkan dirinya untuk
menyerahkan Kyuhyun seutuhnya pada Victoria.
Lama ia
mencari Kyuhyun, namun ia justru bertemu dengan sosok lain. Sosok yeoja yang ia
yakini sebagai takdir terbaik bagi Kyuhyun. Yeoja itu tersenyum padanya
kemudian member sinyal agar mereka dapat berbicara empat mata.
“Bagaimana
kabarmu, Sungmin-ssi?” Tanya Victoria.
Sungmin
masih agak canggung dengannya. Ia mencoba semampunya agar ia tak terlihat
grogi.
“Aku
baik-baik saja. Bagaimana denganmu?” jawab Sungmin sedikit gugup.
Victoria
menyunggingkan senyumnya. Senyum yang sulit diartikan bagi Sungmin.
“Hhh…
aku akan merasa lebih baik jika kau tak berbohong padaku, Sungmin-ssi.” Ucap
Victoria yang sukses menciptakan raut bingung di wajah Sungmin.
“Apa
maksudmu?”
“Aku
yakin kau tidak baik-baik saja. Aku yakin kau juga merasakan apa yang Kyuhyun
rasakan.”
Benar.
Victoria memang benar. Sungmin tak dapat menyangkal hal itu lebih jauh lagi. Ia
tak ingin salah bicara. Ia lebih memilih diam dan mendengar apapun yang
dikatakan Victoria.
“Aku
tak percaya kau melakukannya pada Kyuhyun. Aku menyukainya, Sungmin-ssi dan kau
menyiakannya.”
DEG!
Sakit.
Hati Sungmin yang belum sembuh itu kembali sakit. Ia baru tahu saat itu bahwa
Victoria begitu menyukai Kyuhyunnya.
“Aku
merelakannya untukmu. Bahkan ia memintaku untuk membatalkan rencana pernikahan
konyol itu hanya karena satu yeoja. Kau. Tak tahukah dirimu, ia begitu
mencintaimu? Kumohon, jangan bohongi dirimu sendiri.”
DEG!
Sekali
lagi jantung sungmin berdetak kencang. Ia baru sadar akan sesakit ini menyadari
kebodohan diri sendiri. Ia baru tahu bahwa Kyuhyun telah membatalakn segalanya
sejak dulu. Dan kini ia justru memaksanya untuk bersama Victoria? Ah, tapi
tidak. Tidak bisa begini.
“Ani
Victoria-ssi. Kalian berdua sepertinya salah mengambil keputusan. Kurasa
Kyuhyun akan lebih baik jika bersamamu.” Lirihnya mencoba menjelaskan.
“Apanya
yang lebih baik? Kyuhyun mengharapkanmu dan aku terus menerus tersakiti, itukah
yang kau sebut lebih baik? Kau ingin menyiksa kami berdua, Sungmin-ssi?” ucap
Victoria sedikit menyalahkan yeoja di sampingnya.
Sungmin
terkejut. Sungguh, ia tak menyangka Victoria akan berkata seperti itu. Seolah
tersadar dari tidur panjangnya, Sungmin menangis begitu saja. Ia tak mau
menyakiti dua orang itu, hanya saja ia ingin yang terbaik untuk Kyuhyun. Tapi
ternyata…
“Kau
yang salah ambil keputusan, Sungmin-ssi. Tolong pikirkan baik-baik.” Ucap
Victoria mengakhiri obrolan mereka hari itu.
Victoria
menepuk pundak Sungmin pelan sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan yeoja itu
menangis sendiri. Sungmin merasa dirinya begitu bersalah. Ia sudah bangkit dari
duduknya dan berniat berlari keatap gedung. Namun tiba-tiba sebuah suara
menghentikan langkahnya.
“Mau ke
atap lagi?” Tanya seorang namja di dekatnya.
“…”
Sungmin
tak menjawab. Ia mencoba mencari sumber suara itu. Ia mengedarkan pandangannya
dan suara itu kembali berbicara.
“Bukankah
Kyuhyun sudah melarangmu ke sana? Lagi pula aku ada disini!”
Ah, itu
dia! Sungmin menemukan namja itu.
“Siwonnie?”
Siwon
tersenyum pada Sungmin seakan ingin memberikan yeoja itu kenyamanan. Kemudian
ia mendekat pada Sungmin pelan.
“Heeeh,
bagaimana aku mengatakannya… Emm, aku lelah melihatmu menangis.” Ucap Siwon
sambil mengacak rambut Sungmin pelan.”
Sungmin
hanya bisa mempoutkan bibirnya. Ia berusaha untuk menghentikan tangisannya
sejenak dan menghapus sisa lelehan air mata di pipinya.
“Oh ya,
seseorang sedang menunggumu di kelas. Kalau tidak salah, namanya Lee Donghae.”
Lanjut Siwon.
“Eh? Ada
apa?” Tanya Sungmin yang tampak bingung
“Bagaimana
jika kau menanyakan langsung padanya?” sahut Siwon menyarankan.
Tanpa
berpamitan pada namja di depannya, Sungmin langsung saja menuju ke kelasnya.
Mencari namja yang ia ketahui sebagai sahabat Kyuhyun itu. Hatinya masih
berdebar. Siapa tahu Donghae akan memberitahunya sesuatu mengenai Kyuhyun.
Ia
langsung berlari ke arah namja itu setelah dirinya sampai di kelas. Ia tampak
cemas. Sungmin sendiri sadar, kini ia sudah tak bisa memakai topengnya lagi. Ia
tak peduli. Satu hal yang ia butuhkan saat ini, Kyuhyun. Dan harapannya tentang
Donghae yang akan memrinya kabar mengenai Kyuhyun memang benar. Donghae
benar-benar memberitahunya keadaan Kyuhyun saat ini.
“Kyuhyun
tak bisa bangkit dari tempat tidurnya.”
DEG!
Satu
kalimat itu cukup untuk membuat Sungmin hancur. ‘Apa-apaan ini? Kyuhyun tak
mungkin selemah ini. Kyuhyun tak mungkin menyiksa dirinya sendiri. Kyuhyun tak
boleh seperti itu.’ Kalimat-kalimat itu kini berputar di otaknya.
Ia
memang ingin tahu keadaan Kyuhyun. Tapi bukan ini yang diharapkannya. Bukan hal
buruk yang ia inginkan. Yah, ia merasa ini adalah murni kesalahannya. Dan kini
ia ingin sekali mengutuk dirinya sendiri. Menyalahkan dirinya berulang kali
berharap dengan begitu semua akan membaik.
“Sungmin
ah, kau mau ikut aku menemuinya nanti?” ajak Donghae padanya.
Tanpa
ragu lagi, Sungmin mengangguk menyetujuinya.
.
Sore
itu Sungmin kembali ke kediaman Cho
sejak terkhir kali ia makan malam
bersama keluarga ini beberapa minggu yang lalu. Sungmin tahu, semuanya akan
terasa berbeda. Semua akan terasa canggung setelah mereka tahu siapa dirinya.
Termasuk Hanna ahjumma yang kini menyambutnya dengan isakan lirih di bibirnya.
Sungmin yakin, Kyuhyun telah menceritakan segalanya pada ibunya ini.
Hanna
ahjumma memeluk Sungmin erat seolah takut yeoja itu akan pergi lagi. Ia
menangis tersedu dalam pelukan itu. Pelukan penuh kerinduan yang tak
tersampaikan selama 13 tahun. Ia merindukan yeoja yang sudah ia anggap seperti
anaknya itu. Keduanya kini menangis dalam pelukan masing-masing. Menyalurkan
segala rindu yang telah lama mereka simpan. Sedangkan Sungmin semakin merasa
bersalah. Ia ingat terakhir kali bertemu Hanna ahjumma, ia justru membohonginya.
“Mianhaeyo,
ahjumma… hiks… hiks…” lirih Sungmin di tengah tangisannya.
“Sshh…sshh…
Sudah, jangan menangis lagi, Chuu. Ahjumma jadi ingin menangis terus karenamu.”
Ucap Hanna ahjumma menenangkannya.
Tak
lama setelahnya mereka melepas pelukan itu. Hanna ahjumma memandang yeoja itu
dengan raut bahagia.
“Aku
senang kau kembali, Chuu.” kata Hanna ahjumma pelan sambil membelai pipi
Sungmin.
“Ne,
ahjumma.”
“Sekarang,
temuilah anak itu. Keadaannya semakin memburuk saja.”
Sungmin
mengangguk pelan. Selanjutnya ia melangkah ke kamar Kyuhyun. Ia ragu. Ia
terlalu takut untuk bertemu dengan namja itu. Ia telah menyakitinya terlalu
jauh. Ia juga takut melihat Kyuhyun. Ia takut nantinya hanya akan menangis
dihadapannya. Namun harus bagaimana lagi? Ia tetap harus mengakhiri semuanya.
Jadi ia putuskan untuk melanjutkan langkahnya.
Ia
membuka pintu kamar Kyuhyun pelan. Mencoba untuk tidak menganggu seseorang yang
kini tengah berada di dalamnya. Dan benar saja, ia menangis begitu melihat
Kyuhyun. Kyuhyun terlihat begitu pucat. Tubuhnya terbaring begitu saja. Tak ada
tanda-tanda bahwa namja itu baik-baik saja.
Sungmin
mencoba mendekati tubuh yang sedang terbaring itu. Ia duduk disebelahnya dan
menatapnya sedih. Rasa bersalah itu semakin menguasainya. Bahkan ia tak berani
menyentuh Kyuhyun. Ia takut, ia akan melakukan sesuatu yang buruk lagi pada
namja yang dicintainya itu. Tangisannya semakin keras. Air matanya mengalir
deras begitu saja. Sungguh, dirinya tak tahan. Jadi ia memutuskan untuk keluar
dari kamar itu. Ia tak ingin menangis di depan Kyuhyun walaupun saat ini ia tak
bisa mendengarnya. Namun saat ia baru menyentuh knop pintu, ia mendengar satu
lirihan.
“Gajima…”
Ia
memastikan suara itu lagi. Tapi tak ada. Suara itu tak terdengar lagi. Jadi ia
segera memutar knop pintu dan bersiap untuk keluar.
“GAJIMALHAGO!”
teriak Kyuhyun sambil bangkit dari tidurnya.
Sungmin
terkejut dengan tingkah Kyuhyun yang di luar dugaan itu. Ia menghentikan
niatnya keluar dari kamar Kyuhyun. Ia memilih mendekati namja itu. Ia ragu, ia
tak yakin apakah yang dihadapannya ini benar-benar Kyuhyun. Lagi pula, kata
Donghae tadi…
“Kyu?
Kau bisa bangun?”
Kyuhyun
hanya mengangguk-anggukmantap dan tanpa dosa.
“Ta-Tapi
Donghae bilang…”
“Apa
yang dia katakan? Cih, sudahlah, ayo duduk sini!” katanya sambil menarik lengan
Sungmin untuk duduk di tempat tidurnya.
Sungmin
masih memandang Kyuhyun tak percaya. Ada raut terkejut sekaligus sedih disana.
Kyuhyun pun menyadarinya. Ia hanya tersenyum melihat wajah yeojanya itu.
“Aku
memang sakit. Tapi aku masih bisa bangun. Ish, kau terlalu polos percaya pada
aktingku dan si bodoh itu!haha…” ucap Kyuhyun tanpa dosa sambil mengacak rambut
Sungmin.
Namun
itu menjadi malapetaka bagi Kyuhyun. Karena kini Sungmin justru menatapnya
penuh kebencian. Kyuhyun sendiri tahu, yeoja itu marah. Namun dirinya tak tahu
harus berbuat apa. Dan beberapa detik kemudian…
“Hiks…hiks…hueeee…”
Sungmin
kini menangis jauh lebih keras. Menangis bak anak kecil yang kehilangan ibunya.
Ia tak peduli. Hatinya terlalu sulit untuk menerima semua keadaan. Ia begitu
kesal pada namja di depannya ini.
“Kau…
Kau namja paling menyebalkan yang pernah kukenal!” ucap Sungmin di sela
isakannya sambil melemparkan beberapa bantal ke arah Kyuhyun.
Kyuhyun
pun dibuat salah tingkah olehnya. Ia begitu sulit menenangkan Sungmin yang kini
tengah marah padanya.
“Minnie
ah… aish… Chuuuuu… dengarkan aku!” ucapnya sambil mencoba menghentikan lemparan
bantal dari Sungmin.
“Anhae!
Aku tak mau mendengarmu lagi! Shireo! Shireo! Shireoooo!” teriak Sungmin
menghentikan segalanya.
Ia
masih terisak. Kyuhyun memegang kedua tangannya untuk mencegah adanya lemparan
bantal lagi. Sungmin terisak begitu keras. Namun ia masih melanjutkan
racauannya.
“Kau
tak tahu bagaimana sulitnya aku mencarimu? Dan sekarang, kau malah membuat
lelucon bodoh ini. Kau tak tahu bagaimana perasaanku, hah?! Kau tak pernah tahu
betapa aku mecemaskanmu dan sekarang kau … hhhmpph…”
Bibir
Sungmin terkunci begitu saja ketika Kyuhyun menciumnya. Kyuhyun masih merasakan
air mata itu mengalir di sela ciuman mereka. Ia mengerti bagaimana perasaan
Sungmin saat ini. Tapi ia juga ingin menuntut Sungmin agar yeoja itu juga tahu
apa yang ia rasakan.
Akhirnya
Kyuhyun melepaskan ciuman itu setelah beberapa menit. Ia bersyukur tak ada
teriakan lagi dari Sungmin. Hah, ia berhasil menenangkan yeoja itu.
“Berjanjilah
untuk tak pergi lagi dariku.” Ucapnya pelan pada yeoja yang sangat dicitainya
itu.
Sungmin
hanya mengungguk pelan menanggapi permintaan Kyuhyun itu. Namun I masih saja
terisak karena sisa tangisannya.
“Ya!
Hanya dengan anggukan tak berarti kau berjanji! Itu tak berarti sama sekali!”
ucap Kyuhyun kesal.
Sungmin
segera menatapnya marah. “Ish… Keurae! Aku janji! Kau puas?”
Kyuhyun
tersenyum puas setelahnya. Ia kembali mengangguk mantap tanpa dosa yang semakin
membuat Sungmin kesal.
“Keuraesso…
Emm, apakah aku bisa mendapatkan pelukan itu sekarang?” Tanya Kyuhyun.
Tanpa menjawab
pertanyaan itu, Sungmin langsung saja memeluk namja di depannnya. Ah, terserah
orang akan berkata apa. Yang penting ia ingin memeluknya saat itu. Ia begitu
merindukannya. Bukan hanya karena beberapa hari mereka tak bertemu. Tapi karena
13 tahun itu. Begitu pula Kyuhyun. Ia merasa penantiannya selama 13 tahun
berakhir saat itu juga. Sesekali ia mencium puncak kepala Sungmin sekedar untuk
menyalurkan rasa cintanya pada yeoja itu.
“Saranghae
Kyunnie…”
“Nado
Chuu…”
Epilog
“Ya!
Tak bisakah kau hentikan hal itu? Kau tak perlu berdandan berlebihan.. ish,
dasar yeoja pink!” teriak Kyuhyun pada mempelai wanitanya.
Sungmin
segera mempoutkan bibirnya saat ia mendengar teriakan Kyuhyun yang membuat
dirinya kesal. Ia tak habis pikir, namjanya itu masih saja menyebalkan bahkan
setelah satu tahun resminya hubungan mereka. Apalagi saat ini hubungan itu akan
semakin serius. Hubungan itu akan semakin terikat dengan hal yang bernama
pernikahan.
“Paboya,
bukankah kau seharusnya bersiap di depan altar?” ucap Sungmin kesal.
“Ya!
Kau berani memanggil calon suamimu pabo?! Awas kau nanti!” jawab Kyuhyun ketus
dan segera meninggalkan ruang pengantin wanita.
Sungmin
hanya tersenyum melihat kelakuan kekasihnya itu. Biarlah, karena itulah Kyuhyun
apa adanya. Kyuhyun yang ia nanti selama 13 tahun. Dan hari ini adalah hari
final dari segalanya. Hari yang teramat bahagia bagi keduanya.
Tiga
belas tahun bukanlah waktu yang singkat. Bahkan perubahan itu terjadi
dimana-mana. Termasuk pada diri keduanya. Namun satu hal yang tak berubah pada
diri mereka. Cinta tulus keduanya yang siap mereka berikan setiap saat dan
selamanya.
“Cho
Kyuhyun-ssi, bersediakah anda, dihadapan Tuhan, berjanji untuk mencintai dan
menghargai, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, di dalam susah maupu senang,
wanita di sebelah kanan anda? Apakah anda berjanji untuk menjadikannya yang
utama dari segala hal, menjadi suami yang baik, menjadi tempat bergantung
baginya, hanya baginya dan selamanya hingga akhir hidup anda?” ucap sang
pendeta saat janji sakral itu berlangsung.
“Ya,
saya bersedia.” Jawab Kyuhyun tanpa ragu.
Kini
sang pendeta beralih pada Sungmin. Ia mengatakan hal yang sama pada yeoja itu.
Sebuah sumpah sakral yang akhirnya dijawab hal yang sama pula oleh Sungmin.
“Ya, saya bersedia.”
Selesailah
prosesi itu. Kedua insan berbeda gender itu kini telah resmi menjadi pasangan
suami istri. Pernikahan, suatu hal yang cukup sulit untuk dilakukan namun
benar-benar dinanti oleh keduanya. Tak lama setelahnya, terlihat Yesung membawa
dua buah kotak yang berisikan cincin. Kyuhyun langsung saja menyambar salah
satu dari cincin itu dan memakaikannya di jari Sungmin. Berbeda dengan Sungmin,
ia lebih lembut melakukan hal itu. Ia mengambil satu cincin yang lebih besar
kemudian memakaiannya pada jari Kyuhyun.
“Baiklah,
silakan mencium pasangan masing-masing.” Ucap sang pendeta mengakhiri prosesi
suci itu.
Tanpa
ragu Kyuhyun mendekatkan wajahnya ke wajah putih Sungmin. Sungmin hanya terdiam
disana. Bersiap menerima ciuman pertama setelah mereka resmi menjadi pasangan
suami istri. Ia menutup matanya menunggu Kyuhyun menciumnya. Dan beberapa detik
setelahnya, akhirnya kedua bibir itu bertemu. Belum ada lumatan atau hisapan
disana. Hanya bibir yang menempel untuk menyalurkan segala rasa cinta dari
keduanya.
Namun ternyata
semua itu salah. Bukan hanya menempelkan bibir, kini Kyuhyun ingin ciumannya
menjadi lebih intim. Siapa sangka beberapa menit kemudian Kyuhyun berani
melumat bibir Sungmin dengan ganas dihadapan semua orang. Ia tak membiarkan
istrinya itu melepas ciuman yang ia lakukan meski kini Sungmin tengah meronta.
Ia tetap melumat bahkan menggigit pelan bibir plum istri tercintanya.
Sungmin
mendengar beberapa tertawaan kecil dari orang-orang di sekitarnya. Ah, dia
semakin malu karena suaminya ini. Lama Sungmin meronta, akhirnya Kyuhyun
melepaskan ciuman itu juga. Terlihat kini wajah Sungmin merona merah. Tak hanya
itu, ia juga terengah. Begitu pula Kyuhyun. Keduanya sama-sama kehilangan
oksigen untuk beberapa saat. Kemudian Sungmin memandang suaminya kesal.
“Ish…
memalukan! Kau membuatku malu, Cho Kyuhyun!” bisik Sungmin pada suaminya.
Kyuhyun
hanya menyunggingkan senyum evil khasnya. Kemudian ia mendempelkan dahinya
sendiri pada dahi lebar Sungmin. Lalu ia berbisik pasa yeoja tercintanya itu.
“Ini
hukumanmu, Cho Sungmin. Karena kau telah berani memanggilku pabo tadi!”
“Mwo?”
“Mogsanim,
bolehkah aku mencium istriku lagi?” ijin Kyuhyun pada pendeta di depan altar tanpa
mempedulikan Sungmin yang masih bingung karena tingkahnya.
Pendeta
itu tampak terkejut. Tapi mana mungkin ia menolak permintaan Kyuhyun karena
namja itu bahkan berani memberikan death glarenya jika sang pendeta tak
mengijinkannya.
“O-oh,
baiklah.” Ucap pendeta itu pasrah.
Sekali
lagi Kyuhyun mencium yeoja di sampingnya. Sungmin terpaksa menerima ciuman
Kyuhyun yang jauh lebih ekstrim dari ciuman sebelumnya. Ia harus menahan malu
karena tertawaan orang-orang yang semakin keras. Tapi ia juga harus menyambut
baik ciuman suaminya. Jadi ia memutuskan untuk membalas lumatan-lumatan itu.
Sedangkan Kyuhyun, ia tampaknya puas sekali dengan perlakuan Sungmin saat ini.
Namun
kesenangan Kyuhyun ta berlangsung lama. Sungmin terlihat murung setelah prosesi
pernikahan itu selesai. Ia memilih meninggalkan Kyuhyun dan berjalan keluar
gereja masih dengan gaun pengantin yang tampak mengganggunya. Ia tak peduli. Ia
ingin Kyuhyun tahu bahwa dirinya begitu kesal pada suaminya yang secara
terang-terangan telah mempermalukan dirinya di hadapan banyak orang.
“Chuu,
kau mau ke mana anakku?” Tanya seseorang menghentikan langkahnya.
Tampak
seorng biarawati paruh baya tengah berdiri di hadapannya. Ia tersenyum tulus
pada Sungmin dan menggeleng pelan.
“Park
Sunyeonim? Ani… aku hanya…” jawab Sungmin terbata.
“Meninggalkan
Kyuhyunie untuk kesekian kalinya?”
DEG!
Pernyataan
telak bagi Sungmin. Bukan. Bukan seperti itu. Ia tak mungkin meninggalkan
Kyuhyun lagi. Tidak akan pernah sekalipun. Dan tanpa ia sadari, air matanya
mulai jatuh. Ia tak bisa menjawab pertanyaan biarawati di hadapannya.
“Jawab
itu, Cho Sungmin!” ucap seseorang bersuara bass di belakangnya.
Ia
segera berbalik dan melihat suaminya tengah memandangnya intens. Sungguh, ia
takut. Bukan karena ia tak bisa menjawab pertanyaan itu. Ia takut jika masih
saja ada yang menyalahkannya karena telah meninggalkan Kyuhyun. Ia tak tahan,
ia tak mau lagi jauh dari suaminya itu. Jadi ia memutuskan untuk berlari ke
arah Kyuhyun dan memeluknya. Ia menangis tersedu dalam pelukan hangat suaminya.
“Ish…
dasar yeoja bodoh.” Ucap Kyuhyun sambil membelai punggung istrinya sekedar
untuk memberinya ketenangan.
Park
Sunyeonim tampak bahagia melihat keduanya. Ia mendekati dua pengantin itu dan
menepuk pundak mereka. Mereka pun melepas pelukan itu dan memandang sang
biarawati yang kini menatap mereka penuh kebahagiaan.
“Seperti
apa yang ku pikirkan, kalian memang tak bisa terpisah. Dan kini Tuhan telah
menyatukan kalian. Tuhan memberkati kalian, anak-anakku.”
Kyuhyun
dan Sungmin tersenyum bersamaan. Lega, itu yang mereka rasakan.
“Ayo
kita masuk!” ajak Kyuhyun pada dua yeoja di depannya.
Mereka
kembali masuk ke dalam gereja. Gereja yang tiga belas tahun lalu menjadi saksi
janji keduanya dan hari ini ia kembali harus menjadi saksi dari janji yang
lainnya. Janji yang lebih nyata yang dilakukan oleh orang yang sama. Gereja itu
masih setia menjadi saksi kasih sayang yang tercipta diantara keduanya. Setara
dengan kesetiaan cinta mereka berdua.
…
“Ah,
anak-anak!”
“Ya,
Cho Sungmin, bisakah kau tak memikirkan anak-anak itu dulu? Ini hari
pernikahanmu! Aku bisa memberimu sebanyak yang kau mau! Jadi kau tenang saja!”
“Jinja?”
“Kau meragukan
suamimu?! Oke, kita lakukan malam ini juga!”
“Ya!
Dasar pervert!”
END