Senin, 28 Januari 2013

This Faithful Love (Chapter 6 - End)


Kyuhyun yang sekarang seolah bukan Kyuhyun yang sebenarnya. Sesuatu yang baru saja terjadi beberapa hari yang lalu telah mengubah hidupnya secara otomatis. Sejak ia tahu bahwa cinta pertamanya adalah Minnie, semua jadi berubah. Bahkan keduanya jarang terlihat berdua. Kyuhyun lebih sering tidak ikut kuliah. Ia lebih memilih untuk menghabiskan waktunya di kediaman Cho. Sedangkan Sungmin, ia tahu ia harus bersikap biasa saja. Namun tak bisa dipungkiri bahwa hatinya tetap merindukan namja itu.
Begitu pun hari ini. Diam-diam Sungmin mencari sosok Kyuhyun yang belakangan ini tak pernah dilihatnya. Ia tak habis pikir, mengapa namja itu bisa bisa dengan egois memikirkan dirinya sendiri. Bahkan Kyuhyun tidak datang saat ujian penerapan filsafat. Sungmin ingin sekali menghubunginya. Menanyakan apakah dirinya baik-baik saja. Namun itu tak mungkin. Ia yakin ia akan semakin mencintai namja itu jika ia peduli padanya. Padahal ia telah meyakinkan dirinya untuk menyerahkan Kyuhyun seutuhnya pada Victoria.
Lama ia mencari Kyuhyun, namun ia justru bertemu dengan sosok lain. Sosok yeoja yang ia yakini sebagai takdir terbaik bagi Kyuhyun. Yeoja itu tersenyum padanya kemudian member sinyal agar mereka dapat berbicara empat mata.
“Bagaimana kabarmu, Sungmin-ssi?” Tanya Victoria.
Sungmin masih agak canggung dengannya. Ia mencoba semampunya agar ia tak terlihat grogi.
“Aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu?” jawab Sungmin sedikit gugup.
Victoria menyunggingkan senyumnya. Senyum yang sulit diartikan bagi Sungmin.
“Hhh… aku akan merasa lebih baik jika kau tak berbohong padaku, Sungmin-ssi.” Ucap Victoria yang sukses menciptakan raut bingung di wajah Sungmin.
“Apa maksudmu?”
“Aku yakin kau tidak baik-baik saja. Aku yakin kau juga merasakan apa yang Kyuhyun rasakan.”
Benar. Victoria memang benar. Sungmin tak dapat menyangkal hal itu lebih jauh lagi. Ia tak ingin salah bicara. Ia lebih memilih diam dan mendengar apapun yang dikatakan Victoria.
“Aku tak percaya kau melakukannya pada Kyuhyun. Aku menyukainya, Sungmin-ssi dan kau menyiakannya.”
DEG!
Sakit. Hati Sungmin yang belum sembuh itu kembali sakit. Ia baru tahu saat itu bahwa Victoria begitu menyukai Kyuhyunnya.
“Aku merelakannya untukmu. Bahkan ia memintaku untuk membatalkan rencana pernikahan konyol itu hanya karena satu yeoja. Kau. Tak tahukah dirimu, ia begitu mencintaimu? Kumohon, jangan bohongi dirimu sendiri.”
DEG!
Sekali lagi jantung sungmin berdetak kencang. Ia baru sadar akan sesakit ini menyadari kebodohan diri sendiri. Ia baru tahu bahwa Kyuhyun telah membatalakn segalanya sejak dulu. Dan kini ia justru memaksanya untuk bersama Victoria? Ah, tapi tidak. Tidak bisa begini.
“Ani Victoria-ssi. Kalian berdua sepertinya salah mengambil keputusan. Kurasa Kyuhyun akan lebih baik jika bersamamu.” Lirihnya mencoba menjelaskan.
“Apanya yang lebih baik? Kyuhyun mengharapkanmu dan aku terus menerus tersakiti, itukah yang kau sebut lebih baik? Kau ingin menyiksa kami berdua, Sungmin-ssi?” ucap Victoria sedikit menyalahkan yeoja di sampingnya.
Sungmin terkejut. Sungguh, ia tak menyangka Victoria akan berkata seperti itu. Seolah tersadar dari tidur panjangnya, Sungmin menangis begitu saja. Ia tak mau menyakiti dua orang itu, hanya saja ia ingin yang terbaik untuk Kyuhyun. Tapi ternyata…
“Kau yang salah ambil keputusan, Sungmin-ssi. Tolong pikirkan baik-baik.” Ucap Victoria mengakhiri obrolan mereka hari itu.
Victoria menepuk pundak Sungmin pelan sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan yeoja itu menangis sendiri. Sungmin merasa dirinya begitu bersalah. Ia sudah bangkit dari duduknya dan berniat berlari keatap gedung. Namun tiba-tiba sebuah suara menghentikan langkahnya.
“Mau ke atap lagi?” Tanya seorang namja di dekatnya.
“…”
Sungmin tak menjawab. Ia mencoba mencari sumber suara itu. Ia mengedarkan pandangannya dan suara itu kembali berbicara.
“Bukankah Kyuhyun sudah melarangmu ke sana? Lagi pula aku ada disini!”
Ah, itu dia! Sungmin menemukan namja itu.
“Siwonnie?”
Siwon tersenyum pada Sungmin seakan ingin memberikan yeoja itu kenyamanan. Kemudian ia mendekat pada Sungmin pelan.
“Heeeh, bagaimana aku mengatakannya… Emm, aku lelah melihatmu menangis.” Ucap Siwon sambil mengacak rambut Sungmin pelan.”
Sungmin hanya bisa mempoutkan bibirnya. Ia berusaha untuk menghentikan tangisannya sejenak dan menghapus sisa lelehan air mata di pipinya.
“Oh ya, seseorang sedang menunggumu di kelas. Kalau tidak salah, namanya Lee Donghae.” Lanjut Siwon.
“Eh? Ada apa?” Tanya Sungmin yang tampak bingung
“Bagaimana jika kau menanyakan langsung padanya?” sahut Siwon menyarankan.
Tanpa berpamitan pada namja di depannya, Sungmin langsung saja menuju ke kelasnya. Mencari namja yang ia ketahui sebagai sahabat Kyuhyun itu. Hatinya masih berdebar. Siapa tahu Donghae akan memberitahunya sesuatu mengenai Kyuhyun.
Ia langsung berlari ke arah namja itu setelah dirinya sampai di kelas. Ia tampak cemas. Sungmin sendiri sadar, kini ia sudah tak bisa memakai topengnya lagi. Ia tak peduli. Satu hal yang ia butuhkan saat ini, Kyuhyun. Dan harapannya tentang Donghae yang akan memrinya kabar mengenai Kyuhyun memang benar. Donghae benar-benar memberitahunya keadaan Kyuhyun saat ini.
“Kyuhyun tak bisa bangkit dari tempat tidurnya.”
DEG!
Satu kalimat itu cukup untuk membuat Sungmin hancur. ‘Apa-apaan ini? Kyuhyun tak mungkin selemah ini. Kyuhyun tak mungkin menyiksa dirinya sendiri. Kyuhyun tak boleh seperti itu.’ Kalimat-kalimat itu kini berputar di otaknya.
Ia memang ingin tahu keadaan Kyuhyun. Tapi bukan ini yang diharapkannya. Bukan hal buruk yang ia inginkan. Yah, ia merasa ini adalah murni kesalahannya. Dan kini ia ingin sekali mengutuk dirinya sendiri. Menyalahkan dirinya berulang kali berharap dengan begitu semua akan membaik.
“Sungmin ah, kau mau ikut aku menemuinya nanti?” ajak Donghae padanya.
Tanpa ragu lagi, Sungmin mengangguk menyetujuinya.
.
Sore itu Sungmin kembali ke kediaman Cho  sejak  terkhir kali ia makan malam bersama keluarga ini beberapa minggu yang lalu. Sungmin tahu, semuanya akan terasa berbeda. Semua akan terasa canggung setelah mereka tahu siapa dirinya. Termasuk Hanna ahjumma yang kini menyambutnya dengan isakan lirih di bibirnya. Sungmin yakin, Kyuhyun telah menceritakan segalanya pada ibunya ini.
Hanna ahjumma memeluk Sungmin erat seolah takut yeoja itu akan pergi lagi. Ia menangis tersedu dalam pelukan itu. Pelukan penuh kerinduan yang tak tersampaikan selama 13 tahun. Ia merindukan yeoja yang sudah ia anggap seperti anaknya itu. Keduanya kini menangis dalam pelukan masing-masing. Menyalurkan segala rindu yang telah lama mereka simpan. Sedangkan Sungmin semakin merasa bersalah. Ia ingat terakhir kali bertemu Hanna ahjumma, ia justru membohonginya.
“Mianhaeyo, ahjumma… hiks… hiks…” lirih Sungmin di tengah tangisannya.
“Sshh…sshh… Sudah, jangan menangis lagi, Chuu. Ahjumma jadi ingin menangis terus karenamu.” Ucap Hanna ahjumma menenangkannya.
Tak lama setelahnya mereka melepas pelukan itu. Hanna ahjumma memandang yeoja itu dengan raut bahagia.
“Aku senang kau kembali, Chuu.” kata Hanna ahjumma pelan sambil membelai pipi Sungmin.
“Ne, ahjumma.”
“Sekarang, temuilah anak itu. Keadaannya semakin memburuk saja.”
Sungmin mengangguk pelan. Selanjutnya ia melangkah ke kamar Kyuhyun. Ia ragu. Ia terlalu takut untuk bertemu dengan namja itu. Ia telah menyakitinya terlalu jauh. Ia juga takut melihat Kyuhyun. Ia takut nantinya hanya akan menangis dihadapannya. Namun harus bagaimana lagi? Ia tetap harus mengakhiri semuanya. Jadi ia putuskan untuk melanjutkan langkahnya.
Ia membuka pintu kamar Kyuhyun pelan. Mencoba untuk tidak menganggu seseorang yang kini tengah berada di dalamnya. Dan benar saja, ia menangis begitu melihat Kyuhyun. Kyuhyun terlihat begitu pucat. Tubuhnya terbaring begitu saja. Tak ada tanda-tanda bahwa namja itu baik-baik saja.
Sungmin mencoba mendekati tubuh yang sedang terbaring itu. Ia duduk disebelahnya dan menatapnya sedih. Rasa bersalah itu semakin menguasainya. Bahkan ia tak berani menyentuh Kyuhyun. Ia takut, ia akan melakukan sesuatu yang buruk lagi pada namja yang dicintainya itu. Tangisannya semakin keras. Air matanya mengalir deras begitu saja. Sungguh, dirinya tak tahan. Jadi ia memutuskan untuk keluar dari kamar itu. Ia tak ingin menangis di depan Kyuhyun walaupun saat ini ia tak bisa mendengarnya. Namun saat ia baru menyentuh knop pintu, ia mendengar satu lirihan.
“Gajima…”
Ia memastikan suara itu lagi. Tapi tak ada. Suara itu tak terdengar lagi. Jadi ia segera memutar knop pintu dan bersiap untuk keluar.
“GAJIMALHAGO!” teriak Kyuhyun sambil bangkit dari tidurnya.
Sungmin terkejut dengan tingkah Kyuhyun yang di luar dugaan itu. Ia menghentikan niatnya keluar dari kamar Kyuhyun. Ia memilih mendekati namja itu. Ia ragu, ia tak yakin apakah yang dihadapannya ini benar-benar Kyuhyun. Lagi pula, kata Donghae tadi…
“Kyu? Kau bisa bangun?”
Kyuhyun hanya mengangguk-anggukmantap dan tanpa dosa.
“Ta-Tapi Donghae bilang…”
“Apa yang dia katakan? Cih, sudahlah, ayo duduk sini!” katanya sambil menarik lengan Sungmin untuk duduk di tempat tidurnya.
Sungmin masih memandang Kyuhyun tak percaya. Ada raut terkejut sekaligus sedih disana. Kyuhyun pun menyadarinya. Ia hanya tersenyum melihat wajah yeojanya itu.
“Aku memang sakit. Tapi aku masih bisa bangun. Ish, kau terlalu polos percaya pada aktingku dan si bodoh itu!haha…” ucap Kyuhyun tanpa dosa sambil mengacak rambut Sungmin.
Namun itu menjadi malapetaka bagi Kyuhyun. Karena kini Sungmin justru menatapnya penuh kebencian. Kyuhyun sendiri tahu, yeoja itu marah. Namun dirinya tak tahu harus berbuat apa. Dan beberapa detik kemudian…
“Hiks…hiks…hueeee…”
Sungmin kini menangis jauh lebih keras. Menangis bak anak kecil yang kehilangan ibunya. Ia tak peduli. Hatinya terlalu sulit untuk menerima semua keadaan. Ia begitu kesal pada namja di depannya ini.
“Kau… Kau namja paling menyebalkan yang pernah kukenal!” ucap Sungmin di sela isakannya sambil melemparkan beberapa bantal ke arah Kyuhyun.
Kyuhyun pun dibuat salah tingkah olehnya. Ia begitu sulit menenangkan Sungmin yang kini tengah marah padanya.
“Minnie ah… aish… Chuuuuu… dengarkan aku!” ucapnya sambil mencoba menghentikan lemparan bantal dari Sungmin.
“Anhae! Aku tak mau mendengarmu lagi! Shireo! Shireo! Shireoooo!” teriak Sungmin menghentikan segalanya.
Ia masih terisak. Kyuhyun memegang kedua tangannya untuk mencegah adanya lemparan bantal lagi. Sungmin terisak begitu keras. Namun ia masih melanjutkan racauannya.
“Kau tak tahu bagaimana sulitnya aku mencarimu? Dan sekarang, kau malah membuat lelucon bodoh ini. Kau tak tahu bagaimana perasaanku, hah?! Kau tak pernah tahu betapa aku mecemaskanmu dan sekarang kau … hhhmpph…”
Bibir Sungmin terkunci begitu saja ketika Kyuhyun menciumnya. Kyuhyun masih merasakan air mata itu mengalir di sela ciuman mereka. Ia mengerti bagaimana perasaan Sungmin saat ini. Tapi ia juga ingin menuntut Sungmin agar yeoja itu juga tahu apa yang ia rasakan.
Akhirnya Kyuhyun melepaskan ciuman itu setelah beberapa menit. Ia bersyukur tak ada teriakan lagi dari Sungmin. Hah, ia berhasil menenangkan yeoja itu.
“Berjanjilah untuk tak pergi lagi dariku.” Ucapnya pelan pada yeoja yang sangat dicitainya itu.
Sungmin hanya mengungguk pelan menanggapi permintaan Kyuhyun itu. Namun I masih saja terisak karena sisa tangisannya.
“Ya! Hanya dengan anggukan tak berarti kau berjanji! Itu tak berarti sama sekali!” ucap Kyuhyun kesal.
Sungmin segera menatapnya marah. “Ish… Keurae! Aku janji! Kau puas?”
Kyuhyun tersenyum puas setelahnya. Ia kembali mengangguk mantap tanpa dosa yang semakin membuat  Sungmin kesal.
“Keuraesso… Emm, apakah aku bisa mendapatkan pelukan itu sekarang?” Tanya Kyuhyun.
Tanpa menjawab pertanyaan itu, Sungmin langsung saja memeluk namja di depannnya. Ah, terserah orang akan berkata apa. Yang penting ia ingin memeluknya saat itu. Ia begitu merindukannya. Bukan hanya karena beberapa hari mereka tak bertemu. Tapi karena 13 tahun itu. Begitu pula Kyuhyun. Ia merasa penantiannya selama 13 tahun berakhir saat itu juga. Sesekali ia mencium puncak kepala Sungmin sekedar untuk menyalurkan rasa cintanya pada yeoja itu.
“Saranghae Kyunnie…”
“Nado Chuu…”

Epilog
“Ya! Tak bisakah kau hentikan hal itu? Kau tak perlu berdandan berlebihan.. ish, dasar yeoja pink!” teriak Kyuhyun pada mempelai wanitanya.
Sungmin segera mempoutkan bibirnya saat ia mendengar teriakan Kyuhyun yang membuat dirinya kesal. Ia tak habis pikir, namjanya itu masih saja menyebalkan bahkan setelah satu tahun resminya hubungan mereka. Apalagi saat ini hubungan itu akan semakin serius. Hubungan itu akan semakin terikat dengan hal yang bernama pernikahan.
“Paboya, bukankah kau seharusnya bersiap di depan altar?” ucap Sungmin kesal.
“Ya! Kau berani memanggil calon suamimu pabo?! Awas kau nanti!” jawab Kyuhyun ketus dan segera meninggalkan ruang pengantin wanita.
Sungmin hanya tersenyum melihat kelakuan kekasihnya itu. Biarlah, karena itulah Kyuhyun apa adanya. Kyuhyun yang ia nanti selama 13 tahun. Dan hari ini adalah hari final dari segalanya. Hari yang teramat bahagia bagi keduanya.
Tiga belas tahun bukanlah waktu yang singkat. Bahkan perubahan itu terjadi dimana-mana. Termasuk pada diri keduanya. Namun satu hal yang tak berubah pada diri mereka. Cinta tulus keduanya yang siap mereka berikan setiap saat dan selamanya.
“Cho Kyuhyun-ssi, bersediakah anda, dihadapan Tuhan, berjanji untuk mencintai dan menghargai, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, di dalam susah maupu senang, wanita di sebelah kanan anda? Apakah anda berjanji untuk menjadikannya yang utama dari segala hal, menjadi suami yang baik, menjadi tempat bergantung baginya, hanya baginya dan selamanya hingga akhir hidup anda?” ucap sang pendeta saat janji sakral itu berlangsung.
“Ya, saya bersedia.” Jawab Kyuhyun tanpa ragu.
Kini sang pendeta beralih pada Sungmin. Ia mengatakan hal yang sama pada yeoja itu. Sebuah sumpah sakral yang akhirnya dijawab hal yang sama pula oleh Sungmin. “Ya, saya bersedia.”
Selesailah prosesi itu. Kedua insan berbeda gender itu kini telah resmi menjadi pasangan suami istri. Pernikahan, suatu hal yang cukup sulit untuk dilakukan namun benar-benar dinanti oleh keduanya. Tak lama setelahnya, terlihat Yesung membawa dua buah kotak yang berisikan cincin. Kyuhyun langsung saja menyambar salah satu dari cincin itu dan memakaikannya di jari Sungmin. Berbeda dengan Sungmin, ia lebih lembut melakukan hal itu. Ia mengambil satu cincin yang lebih besar kemudian memakaiannya pada jari Kyuhyun.
“Baiklah, silakan mencium pasangan masing-masing.” Ucap sang pendeta mengakhiri prosesi suci itu.
Tanpa ragu Kyuhyun mendekatkan wajahnya ke wajah putih Sungmin. Sungmin hanya terdiam disana. Bersiap menerima ciuman pertama setelah mereka resmi menjadi pasangan suami istri. Ia menutup matanya menunggu Kyuhyun menciumnya. Dan beberapa detik setelahnya, akhirnya kedua bibir itu bertemu. Belum ada lumatan atau hisapan disana. Hanya bibir yang menempel untuk menyalurkan segala rasa cinta dari keduanya.
Namun ternyata semua itu salah. Bukan hanya menempelkan bibir, kini Kyuhyun ingin ciumannya menjadi lebih intim. Siapa sangka beberapa menit kemudian Kyuhyun berani melumat bibir Sungmin dengan ganas dihadapan semua orang. Ia tak membiarkan istrinya itu melepas ciuman yang ia lakukan meski kini Sungmin tengah meronta. Ia tetap melumat bahkan menggigit pelan bibir plum istri tercintanya.
Sungmin mendengar beberapa tertawaan kecil dari orang-orang di sekitarnya. Ah, dia semakin malu karena suaminya ini. Lama Sungmin meronta, akhirnya Kyuhyun melepaskan ciuman itu juga. Terlihat kini wajah Sungmin merona merah. Tak hanya itu, ia juga terengah. Begitu pula Kyuhyun. Keduanya sama-sama kehilangan oksigen untuk beberapa saat. Kemudian Sungmin memandang suaminya kesal.
“Ish… memalukan! Kau membuatku malu, Cho Kyuhyun!” bisik Sungmin pada suaminya.
Kyuhyun hanya menyunggingkan senyum evil khasnya. Kemudian ia mendempelkan dahinya sendiri pada dahi lebar Sungmin. Lalu ia berbisik pasa yeoja tercintanya itu.
“Ini hukumanmu, Cho Sungmin. Karena kau telah berani memanggilku pabo tadi!”
“Mwo?”
“Mogsanim, bolehkah aku mencium istriku lagi?” ijin Kyuhyun pada pendeta di depan altar tanpa mempedulikan Sungmin yang masih bingung karena tingkahnya.
Pendeta itu tampak terkejut. Tapi mana mungkin ia menolak permintaan Kyuhyun karena namja itu bahkan berani memberikan death glarenya jika sang pendeta tak mengijinkannya.
“O-oh, baiklah.” Ucap pendeta itu pasrah.
Sekali lagi Kyuhyun mencium yeoja di sampingnya. Sungmin terpaksa menerima ciuman Kyuhyun yang jauh lebih ekstrim dari ciuman sebelumnya. Ia harus menahan malu karena tertawaan orang-orang yang semakin keras. Tapi ia juga harus menyambut baik ciuman suaminya. Jadi ia memutuskan untuk membalas lumatan-lumatan itu. Sedangkan Kyuhyun, ia tampaknya puas sekali dengan perlakuan Sungmin saat ini.
Namun kesenangan Kyuhyun ta berlangsung lama. Sungmin terlihat murung setelah prosesi pernikahan itu selesai. Ia memilih meninggalkan Kyuhyun dan berjalan keluar gereja masih dengan gaun pengantin yang tampak mengganggunya. Ia tak peduli. Ia ingin Kyuhyun tahu bahwa dirinya begitu kesal pada suaminya yang secara terang-terangan telah mempermalukan dirinya di hadapan banyak orang.
“Chuu, kau mau ke mana anakku?” Tanya seseorang menghentikan langkahnya.
Tampak seorng biarawati paruh baya tengah berdiri di hadapannya. Ia tersenyum tulus pada Sungmin dan menggeleng pelan.
“Park Sunyeonim? Ani… aku hanya…” jawab Sungmin terbata.
“Meninggalkan Kyuhyunie untuk kesekian kalinya?”
DEG!
Pernyataan telak bagi Sungmin. Bukan. Bukan seperti itu. Ia tak mungkin meninggalkan Kyuhyun lagi. Tidak akan pernah sekalipun. Dan tanpa ia sadari, air matanya mulai jatuh. Ia tak bisa menjawab pertanyaan biarawati di hadapannya.
“Jawab itu, Cho Sungmin!” ucap seseorang bersuara bass di belakangnya.
Ia segera berbalik dan melihat suaminya tengah memandangnya intens. Sungguh, ia takut. Bukan karena ia tak bisa menjawab pertanyaan itu. Ia takut jika masih saja ada yang menyalahkannya karena telah meninggalkan Kyuhyun. Ia tak tahan, ia tak mau lagi jauh dari suaminya itu. Jadi ia memutuskan untuk berlari ke arah Kyuhyun dan memeluknya. Ia menangis tersedu dalam pelukan hangat suaminya.
“Ish… dasar yeoja bodoh.” Ucap Kyuhyun sambil membelai punggung istrinya sekedar untuk memberinya ketenangan.
Park Sunyeonim tampak bahagia melihat keduanya. Ia mendekati dua pengantin itu dan menepuk pundak mereka. Mereka pun melepas pelukan itu dan memandang sang biarawati yang kini menatap mereka penuh kebahagiaan.
“Seperti apa yang ku pikirkan, kalian memang tak bisa terpisah. Dan kini Tuhan telah menyatukan kalian. Tuhan memberkati kalian, anak-anakku.”
Kyuhyun dan Sungmin tersenyum bersamaan. Lega, itu yang mereka rasakan.
“Ayo kita masuk!” ajak Kyuhyun pada dua yeoja di depannya.
Mereka kembali masuk ke dalam gereja. Gereja yang tiga belas tahun lalu menjadi saksi janji keduanya dan hari ini ia kembali harus menjadi saksi dari janji yang lainnya. Janji yang lebih nyata yang dilakukan oleh orang yang sama. Gereja itu masih setia menjadi saksi kasih sayang yang tercipta diantara keduanya. Setara dengan kesetiaan cinta mereka berdua.
“Ah, anak-anak!”
“Ya, Cho Sungmin, bisakah kau tak memikirkan anak-anak itu dulu? Ini hari pernikahanmu! Aku bisa memberimu sebanyak yang kau mau! Jadi kau tenang saja!”
“Jinja?”
“Kau meragukan suamimu?! Oke, kita lakukan malam ini juga!”
“Ya! Dasar pervert!”

END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar