“SLIGHT STORY”
Cast :
Cho Kyuhyun
Lee Sungmin
Henry Lau
Kim Ryeowook
Lee Hyukjae
Pairing : Kyumin.
Slight Henmin.
Rate : T +
Genre :
Romance/Hurt/Comfort
Length : 2 chapters
Summary :
“Kau pikir aku tak
sakit hati, eoh?! Aku yang seharusnya memohon padamu. Berhentilah menyiksaku
dan berhentilah menjadi orang asing bagiku!”
Disclaimer : Kyumin
belongs to themselves.
Warning : Yaoi, Typos
Malam
itu Sungmin, bersama Ryeowook tentunya, baru saja menyelesaikan jadwal terakhir
mereka. Semua pasti tau apa jadwal terakhir mereka. Ya, siaran Sukira. Tak
perlu ditanya lagi, rasa lelah tentu sudah merajai tubuh keduanya. Mengingat
mereka juga baru gencar dalam promosi album baru suju M. Tak ada banyak waktu
bagi mereka untuk berlama-lama memanjakan tubuh mereka dengan beristirahat.
Ddrrtt…
ddrrtt…
Handphone
Sungmin berdering saat ia baru saja menginjakan kakinya di dorm lantai 11.
Meninggalkan Ryeowook yang melanjutkan langkahnya menuju lantai 12. Sungmin
melihat ID yang tertera pada layar handphonenya. Lalu tersenyum.
“Yeoboseo?”
sapanya pada orang diseberang sana sambil membuka pintu dorm.
“Hyung!
You’ve done your work?” kata seseorang yang diketahui bernama Henry menjawab
sapaan namja manis itu.
Sungmin
tersenyum singkat. Memang sudah beberapa bulan ini dirinya dekat dengan maknae
Suju M itu. Entah karena ia mereka mempersiapkan album bersama atau karena hal lain. Yang terpenting
Sungmin merasa nyaman dengan adanya Henry. Mengingat juga seseorang yang
dicintainya kini seakan menjauhinya dan menghilang entah kemana.
“Ne,
aku baru selesai siaran. Ada apa menelfonku malam-malam?” Jawabnya singkat.
“Ah,
syukurlah. Ah, itu hyung, aku ingin cerita padamu. Bisakah?” Tanya Henry
kembali.
Sungmin
terkikik pelan. Ia terus saja asik berbicara dengan Henry melalui handphonenya
sambil berjalan menuju kamarnya-kamar yang ia tempati sendiri. Terus saja, tanpa
ia ketahui seseorang yang tengah duduk di meja makan dorm sedang memandangnya
sengit.
“Ne
Henry-ah, cerita saja. Kau pikir aku siapa sampai kau mau bercerita pun harus
meminta ijinku?” katanya sambil setengah tertawa.
Sraakk!
Seseorang
yang sedari tadi duduk di meja makan tiba-tiba saja berdiri dengan kasar.
Membuat suara yang agak bising untuk suasana dorm yang begitu sepi. Namja
jangkung yang Sungmin kenali sebagai kekasihnya itu langsung berjalan kasar
menuju kamarnya. Kamar yang dulu pernah ia tempati juga. Kyuhyun, nama namja
itu, menutup pintu kamar keras-keras tanpa berbicara sepatah katapun pada Sungmin
sebelumnya.
Bukan
hal yang aneh lagi baginya dengan sikap Kyuhyun yang seperti itu. Bukan berita
baru pula bahwa hubungan Kyuhyun dan Sungmin kini merenggang. Sudah sejak lama.
Bahkan sejak mereka masih menjadi roommate. Sungmin pun sampai lupa kapan mereka
menghabiskan waktu berdua. Ia sudah tak seperti dulu, pikir Sungmin. Baginya,
Kyuhyun yang dulu bagai malaikat. Selalu ada untuk dirinya. Selalu
melindunginya. Selalu mencintainya. Lalu sekarang, ia merasa asing dengan
kekasihnya itu. Bahkan ia selalu mencoba menjauhi Sungmin ketika recording
ataupun ketika mereka di stage.
Disisi
lain, Sungmin masih saja memberikan perhatian itu pada Kyuhyun hingga sekarang.
Tapi apa balasan baginya? Tak ada. Bahkan Kyuhyun akan lebih suka menghabiskan
waktunya bersama Changmin, Minho atau Zhoumi.
Menyesakkan?
Memang. Bagi Sungmin itu hal yang paling menyiksa dalam hidupnya. Ketika
kekasihnya bahkan tak menganggapnya lagi. Namun ia patut bersyukur, karena di
tengah kegalauan hatinya, Henry selalu ada disisinya untuk sekadar
menghiburnya.
“Hyung,
kau masih disana?” suara Henry membuyarkan lamunannya seketika.
“Ne,
Henry-ah. Cerita saja!”
Akhirnya
Sungmin masuk ke kamarnya sendiri dan membiarkan rasa sakit hatinya menguap di
dalam sana seiring berjalannya waktu.
.
.
“Hyung,
kau ada jadwal hari ini?” tanya Eunhyuk ketika mereka memulai sarapan esok
harinya.
“Emmm…”
Sungmin yang sedang sibuk menyiapkan sandwich tampak sedang berpikir. Sementara
seorang penghuni dorm lantai 11 yang lain datang. Siapa lagi kalau bukan
Kyuhyun.
“Ah,
bukan jadwal sih sebenarnya. Hanya saja aku ada janji dengan Henry dan Wookie.”
Jawabnya sambil meletakkan sandwich buatannya ke meja makan.
“Makanlah…”
Sungmin
mendelik sebentar kearah kekasihnya. Lalu berkata, “bagaimana denganmu, Kyu?
Apa jadwalmu hari ini?”
“Tak
ada.”
Hanya
kata itu yang keluar dari mulut Kyuhyun. Kemudian ia mengambil sepotong
sandwich dan membawanya kembali ke kamarnya.
Sungmin
yang mengetahui sikap kekasihnya itu hanya bisa diam dan bersabar. Eunhyuk yang
mengerti dengan apa yang dirasakan Sungmin, mencoba menenangkan hyungnya yang
manis itu.
“Sudahlah
hyung, mungkin dia sedang ada masalah.”
Jika
memang dia ada masalah, mengapa dia tak mau membaginya denganku? Mengapa
semakin lama aku semakin merasa dirinya orang asing bagiku? Apakah dia sudah
tidak mencintaiku? Kalimat-kalimat itu terus saja berputar di kepalanya.
Membuat hatinya berkecamuk tak karuan.
‘Jika
saja kau tahu perasaanku, Kyu.’ Bisiknya dalam hati.
“Oh
ya Hyung, kudengar kekasihmu itu akan pergi ke Busan dengan Zhoumi hari ini.
Hanya berdua saja? Apa benar? Mau apa mereka? Aish, menyebalkan! Seharusnya
mereka mengajakku.”
‘Mwo?
Kyu? Dia mau apa? ANDWAE!’ jerit Sungmin dalam hati.
Sungmin
kaget dengan pertanyaan tak berperi kemanusiaaan yang baru saja keluar dari
mulut Eunhyuk. Ya, kini sempurnalah sakit hati Sungmin. Namun bisa apa dia? Ia
bahkan kini tak tahu harus melakukan apa agar Kyuhyun mau melihatnya lagi.
“Entahlah. Aku tak tahu.”
.
Hari
itu Sungmin benar-benar dapat melupakan sejenak masalahnya dengan Kyuhyun. Ia
harus berterimakasih pada Henry dan Ryeowook yang telah membawanya dalam
keceriaan hari ini. Harus ia akui, Henry memang yang paling berjasa baginya
saat ini. Bukan maksudnya mengesampingkan Ryeowook. Hanya saja, pada Henry lah
ia merasa lebih nyaman. Karena ia tak malu untuk mengungkapkan segala hal
padanya. Beda dengan Ryeowook. Sungmin benar-benar merasa harus menjadi seorang
hyung ketika ia bersamanya. Lalu Kyuhyun? Ah, jangan tanyakan hal itu lagi.
Mungkin Sungmin pun mulai merasa lelah dengan semua ini.
Hari
itu begitu dingin. Namun apa peduli Sungmin. Saat ini, ia hanya ingin
perasaannya pada Kyuhyun membeku untuk sementara agar ia tak merasakan sakit
hati yang begitu dalam.
“Hyung,
pakailah sweetermu. Ini dingin sekali.” Kata Ryeowook menasehati hyung
tersayangnya itu ketika mereka di taman bermain malam harinya.
Ya,
malam itu memang begitu dingin. Namun apa yang dilakukan Sungmin? Ia justru
melepas sweeter tebalnya dan bermain-main dengan salju hanya dengan menggunakan
kaos sleeveless-nya.
“Ani
Wookie-ah. Aku lebih suka seperti ini. Menyatu dengan salju. Menyatu dengan
dinginnya mereka. Aku ingin seperti mereka, wookie-ah. Begitu beku dan…
dingin.” Jawab Sungmin sambil memandangi hamparan salju di depannya.
Ryeowook
tersenyum miris. Seakan mengeri perasaan Hyungnya, ia memilih untuk mendekati
Sungmin lalu memeluknya erat.
“Hyung,
gwaenchanha… Aku ada bersamamu…” kata Ryeowook disela pelukannya.
Sungmin
hanya bisa tertawa. “Kau ini apa-apaan wookie-ah? Aku baik-baik saja.” Katanya
sambil menepuk-nepuk bahu Ryeowook. Sedangkan Henry, hanya tersenyum memandang
mereka berdua.
.
Malam
itu akhirnya Henry ikut menemani mereka berdua di Sukira. Hanya untuk bermain
saja. Mengingat ia juga tidak pernah sekalipun melihat secara langsung
aktivitas member yang lainnya yang ada di korea.
Satu
jam sudah sejak Sukira malam itu dimulai. Sungmin memutuskan untuk keluar dari
bilik siar. Entah untuk apa. Ryeowook sengaja tak mengikutinya karena ia harus
menemani tamu yang datang ke Sukira malam itu. Henry yang melihat Sungmin
keluar langsung saja mengikutinya. Ia tahu ada yang tak beres dengan Sungmin
karena ia terlihat begitu murung. Ia terus saja mengikuti Sungmin hingga mereka
memasuki waiting room. Tempat yang Sungmin pilih untuk duduk menyendiri.
Henry
melangkah pelan mendekati Sungmin kemudian duduk disampingnya.
“Hyung,
ada yang ingin kau ceritakan padaku?” tanyanya pada namja manis yang tengah
menunduk itu.
Sungmin
menatap Henry. Seketika itu pula Henry tahu bahwa ada sesuatu yang Sungmin
sembunyikan di dalam sana. Ada sesuatu yang Sungmin tahan di mata itu. Sesuatu
yang sangat menyakitkan.
“Menangislah
Hyung.” Kata itu meluncur begitu saja dari mulut Henry.
Tanpa
diberi komando, air mata Sungmin jatuh begitu saja. Ia ingin mengeluarkan
segala sakit hatinya melalui air matanya itu. Sungguh, ia sudah tak tahan dengan
sikap Kyuhyun. Ia menangis sejadi-jadinya. Entah Henry mau menganggapnya lemah
atau apa. Yang terpenting sekarang adalah hatinya begitu sakit. Dan dia ingin
segera menyembuhkannya.
“Kemarilah
Hyung.” Lirih Henry sambil membawa Sungmin ke pelukannya. Sungmin terisak
disana. Menumpahkan segala sakit hatinya yang terbiaskan melalui emosinya.
Disisi
lain, seseorang yang sedari tadi berdiri di balik waitingroom, kini memandang
pedih kedua namja yang tengah berpelukan itu. Ia tak tahu apa yang mereka
bicarakan di dalam sana. Namun hal dilihatnya itu cukup memeberinya alasan
untuk segera pergi dari tempat itu.
Kembali
pada Henry yang tengah memeluk Sungmin erat. Ada yang aneh. Henry tak lagi
merasakan dadanya basah. Tak ada lagi isakan dari namja yang dipeluknya.
Ditambah lagi ia merasakan panas dari tubuh yang ada dalam pelukannya.
“Sungmin
Hyung?” Henry mencoba mengangkat wajah Sungmin.
Dan
benar saja, kini wajah Sungmin memucat. Keringat dingin sudah membasahi wajah
namja itu. Tubuhnya juga sangat panas. Sungmin pingsan!
Henry
segera menggendongnya keluar waitingroom. Satu-satunya tempat yang ingin dia
tuju sekarang hanyalah rumah sakit.
“Oh,
Sungmin hyung! Henry-ah, apa yang terjadi?” Tanya Ryeowook panik ketika mereka
bertemu di lorong gedung KBS.
“Sungmin
Hyung pingsan, bisakah kau katakan pada yang lain kalau Sungmin hyung tak bisa
melanjutkan siaran malam ini? Aku akan membawanya ke rumah sakit.” Jelas Henry
ikut panik.
“Keurae.”
Tiba-tiba
saja Sungmin menggeliat di gendongan Henry. Terlihat sekali ia merasakan lelah
dan sakit yang begitu dalam.
“Wookie-ah…”
lirihnya.
“Hyung!
Gwaenchanha, aku akan bicara pada PDnim. Henry akan mengantarmu ke rumah
sakit.” Racau Ryeowook mencoba menenangkan hyungnya itu.
“Andwae.
Nan gwaenchanha. Henry-ah, tolong turunkan aku.” Lirih Sungmin sekali lagi.
“Tapi
hyung…” ucap Henry tak tega.
Sungmin
menepuk punggung Henry untuk meyakinkannya bahwa dirinya baik-baik saja. Mau
tak mau ia harus menurunkan Sungmin saat itu juga.
“Kau
selalu memaksakan dirimu, Hyung… “ lirih Henry kecewa.
Sungmin
hanya tersenyum singkat.
“Aku
baik-baik saja. Aku akan melanjutkan siarannya. Kajja wookie-ah!” ajaknya pada
Ryeowook yang masih berdiri memandangnya tak tega.
“Hyung,
aku akan ada disini sampai kalian selesai.” Kata Henry.
“Ne,
gomawo Henry-ah…”
Sisa
satu jam siaran bukan waktu yang sedikit untuk Sungmin. Satu jam terasa begitu
lama karena ia harus menahan sakit dikepalanya dan tentu saja rasa sakit
dihatnya yang tak kunjung pudar. Beberapa kali Sungmin jatuh dan berhasil
ditangkap oleh Ryeowook. Ryeowook yang khawatir tak henti-hentinya menanyakan
keadaan hyungnya. Namun jawaban Sungmin tetap sama, “Nan gwaenchanha…”
Hingga
pada akhirnya siaran malam itu selesai dan Henry memutuskan untuk ikut ke dorm
mengantarkan Sungmin yang sudah sangat lemah. Henry memapah Sungmin untuk masuk
ke dorm sedangkan Ryeowook membawakan tasnya.
Mereka
bertiga mendapati dua orang penghuni dorm lantai 11 sedang menonton TV di ruang
tengah ketika mereka berjalan menuju kamar Sungmin.
“Eh
Sungmin hyung? Ryeowook-ah, apa yang terjadi?” Tanya Eunhyuk khawatir.
Sedangkan Kyuhyun? Tak usah ditanya apa yang dilakukannya. Ia hanya berdiri
lalu berlalu meninggalkan ruang tengah dan masuk ke kamar miliknya.
Sungmin
yang masih sadar tentu tahu apa yang baru saja dilakukan Kyuhyun. Dan hal itu
menambah pedih hatinya saat ini.
“Hyung,
aku tidur disini ya? Aku ingin menemanimu.” Pinta Ryeowook ketika Sungmin telah
bersiap untuk istirahat.
“Ani
wookie-ah, kau tidurlah di kamarmu. Dan kau Henry-ah, kau juga pulanglah. Aku
baik-baik saja.” Ucap Sungmin parau.
“Kau
ini Hyung, masih saja bilang kau baik-baik saja padahal kami melihat sendiri
keadaanmu sekarang.” Kata Henry pelan.
Sungmin
hanya tersenyum singkat. “Masih ada hyukkie disini dan… juga ada Kyu tentunya.”
Lirih sungmin sedikit tak yakin.
“Baiklah.
Kau jaga dirimu, Hyung. Eunhyuk hyung, jaga hyungku ya? Kajja Henry-ah!”
Selepas
kepergian Ryeowook dan Henry, suasana menjadi sangat hening. Eunhyuk memang
sengaja tak banyak bicara seperti biasanya. Ia ingin Sungmin benar-benar bisa
istirahat mala mini.
“Tidurlah
hyung, jika kau pelu sesuatu, panggil saja aku.” Nasehatnya pada Sungmin sambil
menyelimuti tubuh hyungnya itu.
“Ne,
gomawo hyukkie-ah.”
Ia
memang berterimakasih pada Eunhyuk yang mau menjaganya saat ini. Namun bukan
ini yang diharapkannya. Ia berharap yang melakukan ini semua adalah kekasihnya,
namjachingunya, Kyuhyunnya! Hatinya kembali sakit jika mengingat hal itu.
‘Dimana
perhatianmu untukku, Kyu? Aku merindukanmu…” batin Sungmin sambil menangis
dalam diam.
.
.
Paginya
Sungmin masih belum bisa melanjutkan aktivitasnya seperti biasa. Hingga
akhirnya manager hyungnim memperbolehkannya libur satu hari. Tentu saja itu
bukan keinginan Sungmin. Hal itu semata-mata permintaan Ryeowook pada
managernya untuk meliburkan Sungmin hari itu.
“Kau
istirahatlah, hyung. Manager hyung sudah mengijinkanmu untuk libur.” Pinta
Ryeowook pada namja kelinci itu.
“Aish,
Wookie-ah. Aku baik-baik saja. Setelah aku minum obat, aku akan kembali seperti
biasa. Aku ingin… “
“Hyung”
Ryeowook segera memotong kalimat Sungmin. “Kau sedang sakit. Kumohon, sekali
saja. Jangan paksakan dirimu!”
Kalimat
dari Ryeowook itu terdengar seperti bentakan nasehat. Namun benar juga katanya.
Sungmin memang harus istirahat total hari ini.
Sungmin
terdiam sejenak. Memikirkan apa yang harus dilakukannya. Hingga akhirnya…
“Baiklah,
aku akan istirahat. Tapi nanti malam aku akan tetap menemanimu siaran.” Katanya
pelan.
“Ani!”
kini Eunhyuk yang baru saja keluar dari kamarnya ikut menimpalinya. “Tadi
manager hyung bilang padaku bahwa aku harus menggantikanmu siaran malam ini.”
“Mwo?
Aish… wookie-ah, hyukkie-ah, aku…”
“Hyung,
kumohon…” potong Ryeowook lagi.
Walaupun
Sungmin agak kecewa dengan keputusan donsaengnya ini, dia terpaksa setuju dan
menganggukkan kepalanya pelan.
“Ah,
baguslah.”
‘Bagus
apanya?’ Batin Sungmin. Bahkan tak ada hal yang bisa ia lakukan. Dia memang
sakit. Dan itu masih bisa ia rasakan hingga sekarang. Namun bukan berarti dia
tak mampu melakukan hal apapun.
To Be Continued

Tidak ada komentar:
Posting Komentar