Kyuhyun
POV
Aku
bosan. Hari ini aku hanya memiliki satu jadwal dan itu akan kuselesaikan dalam
satu jam lagi. Setelah itu? Aku harus melakukan apa?
Aku
putuskan untuk pulang ke dorm saja. Siapa tahu aku bisa melakukan sesuatu
disana. Mungkin aku bisa… Sungmin hyung! Ah, aku baru saja ingat bahwa ia masih
sakit. Apakah aku harus merawatnya? Aku kan namjachingunya? Ah, tapi aku masih
terlalu canggung untuk melakukannya. Atau aku pergi saja dan pura-pura tak tahu
bahwa dia masih sakit? Ah, itu terlalu jahat! Lalu apa yang harus kulakukan? …
Aish,
baiklah, aku akan melakukannya!
Kuputuskan
untuk pulang setelah jadwalku selesai. Tak lupa aku membawakan beberapa buah
dan makanan kesukaan Sungmin hyung. Ah, sepertinya aku ingin mengakhiri
kecanggungan kami hari ini juga.
Aku
bersiap dengan wajah ceria tanpa dosaku dan memasuki dorm. Aku melangkah menuju
kamar namjachinguku yang manis itu. Sebelum langkahku sampai kamarnya, aku
mendengar suara tawa renyah yang aku yakin itu suara Minnieku. Namun, apa yang
membuatnya bisa tertawa? Atau siapa?
Aku
putuskan untuk masuk ke kamarnya. Dan…
DEG!
Kulihat
MinnieKU tengah bercanda dengan Henry yang entah sejak kapan ada disana. Hell!
Apa yang dia lakukan di kamar namjachinguku?!
“Eh?
Kyu? Masuklah… “ kata Sungmin hyung padaku disela tawanya.
Aku
diam beberapa saat. Aku hanya memandang pedih mereka berdua.
“Ani,
hyung. Aku hanya ingin memberimu ini. Lanjutkanlah!”
Lalu
ku tinggalkan begitu saja bungkusan buah dan makanan itu di lantai kamarnya.
Aku pergi ke kamarku sendiri dan membanting pintu itu keras-keras. Sungguh aku
benci melihat mereka berdua!
Mengapa
pipi bakpao tak imut itu ada disini? Apa yang dilakukannya disana? Hei, itu
kamar namjachinguku! Kamar MinnieKU! Dan tawa apa itu, Minnie?! Kau
namjachinguku! Bagaimana bisa kau terlihat begitu bahagia dengan namja lain?!
Tunggu, apakah Henry lebih bisa membuatnya bahagia? Apakah Sungmin hyung akan
meninggalkanku dan memilih bersama Henry? Ah, andwae! Tapi, aku mungkin memang
jahat padanya… Tapi kan…
Aaaaarrghhh!
Aku tak tahu!
Aku
mengacak kasar rambutku sendiri. Aku menjadi labil karena hipotesis egoisku.
Sungguh, aku tak ingin kehilangannya. Dan kini aku semakin takut dengan adanya
Henry disisinya.
Kyuhyun
POV end
Normal
POV
Malam
menunjukkan pukul 10.00 KST. Dan hanya tersisa Kyuhyun dan Sungmin di dorm
lantai 11. Mengingat Eunhyuk kini tengah menggantikan Sungmin untuk siaran
Sukira bersama Ryeowook. Tentu bukan hal yang mudah untuk Kyuhyun menghindari
kecanggungan dengan kekasihnya saat ini. Hingga akhirnya ia putuskan untuk
menemui Minnenya yang kini sudah terlelap di dalam kamarnya.
Ia
memasuki kamar bernuansa pink itu. Nuansa yang dulu pernah dirasakannya ketika
mereka masih menjadi roommate. ‘Ah, aku merindukan ini semua’ batin Kyuhyun.
Kemudian
ia mendekati gundukan di atas tempat tidur yang ia yakini itu adalah Minnienya.
Ia sangat merindukan seseorang dibalik selimut itu. Selimut yang juga bernuansa
pink itu menyingkap dibagian atasnya sehingga memunculkan wajah imut sang
kelinci yang sedang terlelap.
Oke,
Sungmin memang tak sepenuhnya tertidur. Memang matanya tertutup namun ia masih
bisa mendengar dan merasakan segalanya. Bahkan ketika Kyuhyun duduk di samping
tempat tidurnya dan membelai pipi chubbynya. Ingin sekali ia melompat dan
memeluk sang namjachingu, namun ia ingin tetap seperti ini. Merasakan belaian
Kyuhyun yang sudah sejak lama tak didapatkannya.
“Minnie-ah...”
lirih Kyuhyun disela belaiannya. “Mianhae. Jeongmal mianhae…”
Hati
Sungmin menjerit ketika itu pula. Ia ingin menangis. Namun tak mungkin. Ia
masih ingin merasakan cinta dari Kyuhyun yang ia salurkan lewat belaian-belaian
lembut itu.
“Kau
tahu, ini terlalu menyakitkan bagiku. Kumohon, hentikan semua ini. Berhentilah
menyiksaku. Berhentilah membuatku cemburu.” Racau Kyuhyun.
Kini
Kyuhyun menggenggam tangan Sungmin dan menciumnya berkali-kali. Ada hal lain
yang dirasakan tangan Sungmin. Basah.
Bukan.
Ia yakin itu bukan saliva Kyuhyun. Lalu? Itu berarti.. air matanya! Kyuhyun
menangis!
Kyuhyun
masih terisak. “Berhentilah menjadi Minnie yang asing bagiku! Jebal…”
Sungmin
tak tahan. Ia ingin sekali menimpali kalimat namjachingunya itu. Ia tak peduli
bahwa kini ia pun ikut menangis. Ia merasa dadanya begitu sesak.
“Seharusnya
aku yang mengatakannya, Kyu…” itulah yang akhirnya ia katakan.
“Minnie-ah,
kau…” Kyuhyun tercekat melihat namjachingunya kini telah bangkit dan duduk
menghadapnya dengan lelehan air mata yang begitu banyak.
“Kau
pikir aku tak sakit hati, eoh?! Aku yang seharusnya memohon padamu. Berhentilah
menyiksaku dan berhentilah menjadi orang asing bagiku!” kini Sungmin mulai
membentak Kyuhyun.
Kyuhyun
sedikit tak terima dengan bentakan itu. Dan keduanya kini mulai egois. Tak
ingin mengalah satu sama lain.
“Jika
kau masih menginginkanku, lalu apa arti Henry bagimu? Mengapa kau selalu
bersamanya?” Tanya Kyuhyun tak kalah membentak.
“Bagaimana
jika aku bilang mungkin saja dia akan menggantikan posisimu di hatiku?” lirih
Sungmin menjawab bentakan Kyuhyun.
Mata
Kyuhyun melebar. Ia tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan
namjachingunya ini. Kecewa, sedih, marah, apapun itu kini tengah berkecamuk
dalam hatinya. Sungguh ia tak terima dengan jawaban Sungmin.
Seketika
itu pula Kyuhyun pergi dari hadapan Sungmin dan melangkah menuju kamarnya. Ia
ingin membuang segala emosinya di kamar pribadinya. Ia akan lebih leluasa
disana. Menangis sejadi-jadinya.
Sementara
Sungmin, jangan tanya ia sedih atau tidak. Bahkan kini dirinya telah menjambak
rambutnya sendiri berkali-kali karena frustasi. Mengeluarkan air matanya yang
telah jatuh entah untuk keberapa kalinya. Namun ia masih ragu, apakah ucapannya
pada Kyuhyun terlalu jahat? Apakah dengan ia berkata seperti itu masalah akan
selesai? Ia hanya ingin membuat Kyuhyun sadar bahwa dirinya masih pantas untuk
dicintai. Namun sepertinya, kalimat terakhirnya tadi cukup bisa membuat masalah
semakin bertambah panjang. Jadi kini ia putuskan untuk menemui Kyuhyun di
kamarnya.
Dengan
langkah yang terbilang cukup pelan ia berjalan menuju kamar Kyuhyun. Ia mengetuk
pintunya beberapa kali. Sungmin masih sedikit terisak saat ini. Setelah tak ada
jawaban, ia putuskan untuk masuk. Dan beruntunglah ia, pintu kamar itu tak
terkunci.
Kosong.
Hal itulah yang terjadi di kamar yang dulu pernah ia tinggali ini. Jujur, ia
merindukan segalanya. Semua kenangannya di kamar ini. Terlebih lagi merindukan
seseorang yang kini menempati kamar ini seorang diri. Setelah ia tak menemukan
kekasihnya, Sungmin kembali menangis. Bahkan tangisannya kini lebih keras.
“Kyu…
Kau dimana?” racaunya keras ditengah tangisan itu.
“Kyunnie…hiks…
kyunnie dimana?”
“Kyu…
mianhae…hiks…”
“Jeongmal
mianhae, Kyu…”
Tiba-tiba
saja seseorang membalik tubuhnya dan memeluknya. Hangat. Sungmin merindukan
pelukan ini. Pelukan namjachingunya.
“Jangan
menangis seperti anak kecil seperti itu atau aku akan memakanmu bulat-bulat.”
Bisik Kyuhyun ditelinga kekasihnya.
Hal
itu malah membuat Sungmin semakin terisak di dadanya. Sungmin tak bisa
membendung lagi air matanya. Ia ingin kembali disisi kekasihnya. Sungguh, hanya
itu yang ia inginkan.
Kyuhyun
membiarkan baju yang dikenakannya basah. Biarlah, ia sangat merindukan kelinci
yang ia peluk saat ini. Beberapa menit setelahnya, ia melepaskan pelukan itu.
Kemudian mengangkat wajah sang namja aegyo dan menagkupnya dengan kedua telapak
tangannya.
“Kyu…”
Sungmin berkata lirih di tengah isakannya.
“Mengapa
kau melakukannya?” Tanya Kyuhyun.
Kini
Sungmin mulai bingung dengan pertanyaan orang dihadapannya ini.
“Melakukan
apa?”
“Dekat
dengan Henry, bahkan sering pergi dengannya. Dan dengan seenaknya kau membuatku
cemburu karena itu! Kau ingin meninggalkanku, eoh?” tuntut Kyuhyun pada namja
imut itu.
Spontan
air mata Sungmin kembali mengalir deras. Ia terisak keras dan tubuhnya bergetar
menahan sedih.
“Kau
yang jahat, Kyu. Apa kau pikir aku tak sakit hati ketika kau mengacuhkanku? Apa
kau pikir aku tak cemburu ketika kau lebih memilih Changmin, Minho atau Zhoumi
dari pada aku? Apa kau pikir aku tak hancur ketika Hyukkie bilang kau akan
pergi berdua saja dengan Zhoumi? Hatiku sakit sekali! Memangnya aku tak boleh
pergi dengan namja lain? Kau saja selalu melakukannya, Kyu! Kau pikir
aku..hhmmmpp…”
Racauan
Sungmin itu berhenti seketika karena Kyuhyun memilih untuk mengunci bibir
Sungmin dengan bibirnya. Kemudian Kyuhyun memperdalam ciumannya dan melumatnya
sedikit sebelum akhirnya melepasnya.
“Tidak
boleh. Kau tak boleh bersama namja lain selain denganku. Kau milikku, hyung”
ucapnya ketika ciuman itu berakhir.
“Apa-apaan
kau ini?! Kau saja…hhmmmppp…”
Kata-kata
sungmin kembali dihentikan oleh bibir Kyuhyun. Sungmin tak bisa berkutik. Ia
hanya pasrah dengan lumatan-lumatan yang Kyuhyun lakukan di bibirnya. Tak lama
kemudian Kyuhyun kembali melepasnya.
Kyuhyun
menunduk dan menempelkan dahinya di dahi Sungmin. Ia menghela nafasnya pelan.
“Diamlah
atau aku akan membuat bibirmu bengkak.”
Sungmin
benar-benar diam kali ini. Ia hanya terunduk malu dihadapan kekasihnya.
“Mianhae
minimi, saranghae.. Jeongmal saranghae…” lirih Kyuhyun.
Walaupun
Sungmin sudah memutuskan untuk tak berkata apapun, Kyuhyun tetap saja
menciumnya. Kini jauh lebih dalam. Sungmin pun tak tinggal diam. Ia membalas
ciuman itu. Bibir mereka saling melumat. Saling menyalurkan rasa rindu yang tak
tersampaikan karena keegoisan masing-masing. Lalu Sungmin membuka mulutnya
pelan mempersilakan lidah Kyuhyun menjelajahi rongga hangatnya. Sesekali mereka
saling menyesap bibir mereka. Freanch kiss itu berlangsung agak lama hingga
akhirnya paru-paru mereka menuntut asupan oksigen dari keduanya. Tak berapa
lama, ciuman itu terlepas, meninggalkan benang saliva yang terhubung antara
bibir keduanya.
“Nado
Kyu… Jeongmal Saranghae…”
.
Sungmin
memutuskan untuk tidur di kamar Kyuhyun malam ini. Rasa rindunya belum habis
dan tak akan pernah habis untuk namjachingunya yang evil itu. Kini keduanya
tengah berbaring berbalutkan selimut tebal berwarna putih milik Kyuhyun.
Sungmin masih setia berada di pelukan Kyuhyun. Kyuhyun pun tak pernah bosan
untuk memeluk namjachingunya yang terlampau imut itu sambil sesekali mencium
pucuk kepalanya.
“Kyu…”
panggil Sungmin pelan.
“hhmm?”
“Apa
aku boleh tahu apa yang kau lakukan bersama Zhoumi saat kalian di Busan?” Tanya
Sungmin ragu.
Kyuhyun
terkekeh pelan. “Eh, kau cemburu ya?”
“Memang.
Aku memang cemburu. Apa aku salah?” jawab Sungmin ketus.
“Ani.
Kau memang harus cemburu, chagi. Jika kau tak cemburu, aku akan
mengulitimu!haha… “ jawab Kyuhyun sambil mengeluarkan tawa evilnya.
“Ya!
Cepat ceritakan padaku!” kini Sungmin mulai menuntut.
“Baiklah.
Aku cerita. Sebenarnya aku tak kemana-mana hari itu.”
“Ne?”
“Aku
memang pergi bersama Zhoumi-ge sebelumnya. Aku selalu cerita tentangmu padanya.
Tentang masalahku denganmu.” Jelas Kyuhyun pada Sungmin.
“Eh,
kupikir kalian pergi ke Busan?” Tanya Sungmin kemudian.
“Siapa
bilang? Itu aku yang meminta Eunhyuk hyung untuk berbohong padamu.” Kata
Kyuhyun sambil terkikik geli.
“Ya!
Kau ini!” kali ini Sungmin hampir memukul kepala Kyuhyun. Kalau saja tidak
dengan sigap Kyuhyun menangkap tangan imut itu, bisa jadi ia sudah babak belur
saat ini.
“Hei,
dengarkan dulu. Waktu itu Zhoumi-ge menyarankanku untuk menemuimu di Sukira.
Tapi kau tahu yang kulihat disana?”
Sungmin
menggeleng polos. Kentara sekali wajah itu mengandung kadar keimutan yang sangat
tinggi.
“Aku
melihat Henry sedang memelukmu. Entah apa yang kalian bicarakan. Namun saat itu
aku begitu hancur. Kupikir kau tak ingat padaku lagi.”
Sungmin
kaget. Ia tak tahu harus berkata apa lagi. Ia benar-benar merasa bersalah pada
Kyuhyun. Ia merasa terlalu egois. Kemudian air mata pun berhasil kembai lolos
dari mata onyxnya.
“Mianhae
Kyu… hiks…”
Kyuhyun
yang kaget dengan reaksi Sungmin segera mengangkat wajah namjachingunya itu dan
memandangnya dalam-dalam.
“Hei,
kau menangis lagi? Wae?” Tanya Kyuhyun sambil terkikik.
“Aku
terlalu egois, Kyu. Mianhae..”
Kyuhyun
tak tahan melihat Sungmin kembali menagis seperti itu. Jadi ia putuskan untuk
kembali memeluknya dan memberinya kehangatan disana.
“Sudahlah.
Lupakan saja. Anggap saja itu hal bodoh kita. Lupakan saja, ne?”
Sungmin
mengangguk dalam dekapan Kyuhyun. Namun tiba-tiba saja Kyuhyun mendapat suatu
ide cemerlang yang membuatnya mengeluarkan evilsmirknya.
“Hyung…
Kau tidak merindukanku?” tanyanya pada manusia yang ada dalam pelukannya.
“Tentu
saja aku merindukanmu, bodoh.” Jawab Sungmin masih sambil terisak.
“Hyung,
kau mencintaiku?”
“Kau
tak perlu meragukannya lagi!”
Setelah
itu, Kyuhyun segera merubah posisinya yang awalnya berada disamping Sungmin,
kini ia telah berada diatasnya.
“Kyu…
kau mau apa?” Tanya Sungmin sedikit takut.
Ketakutan
Sungmin bertambah ketika Kyuhyun mengeluarkan evil smilenya. Apalagi kini
Kyuhyun semakin menindihnya.
“Kau
tak rindu ‘melakukannya’, hyung?”
“Mwo?
Kyu kau….hmmmppphh…”
Kembali.
Kyuhyun kembali mengunci bibir plum itu dengan bibirnya. Melumat habis bibir
mungil itu sebelum akhirnya hanya terdengar desahan dan erangan dari mereka
berdua. Well, mungkin kamar itu masih belum bosan untuk menjadi saksi besarnya
cinta keduanya.
END

Tidak ada komentar:
Posting Komentar