“THIS FAITHFUL
LOVE”
Cast :
Cho Kyuhyun
Lee Sungmin
Choi Siwon
Victoria Song
And Another Cast
Pairing : Kyumin
Rate : T
Genre :
Romance/Hurt/Comfort
Length : 7 chapters
Summary :
Jadi
semua benar? Minnie adalah dia? ǀ Untuk apa? Lagi pula siapa yang akan percaya pada
janji anak umur 6 tahun ǀ Aku tahu mengapa aku begitu takut
kehilangannya. Itu semua karena mereka adalah orang yang sama.
Terinspirasi panggilan memberdeul pada Lee Sungmin "Chuu"
Disclaimer : Kyumin
belongs to themselves.
Warning :
Genderswitch, Typos
Prolog
“Chuu…
Jangan pergi…” racau seorang namja kecil berumur 6 tahun sambil terus menerus menangis.
Yeoja
yang dipanggilnya dengan sebutan “chuu” itu pun kini ikut menangis. Bagaimana
tidak, ia harus meninggalkan seseorang yang sangat istimewa di hatinya. Seseorang
yang kini sedang menangis tersedu disampingnya.
“Kyunnie…
Jangan menangis… Chuu jadi ikut nangis…” ucap yeoja kecil yang berumur sekitar
8 tahun itu.
“hiks…hiks…”
Masih
saja terdengar isakan dari keduanya. Isakan yang semakin keras karena gema yang
dihasilkan ruang utama gereja tempat mereka berdua kini duduk. Mungkin mereka
memang masih kecil. Tapi perasaan keduanya sudah terlalu kuat. Terlalu sakit
pula untuk harus berpisah satu sama lain.
“Chuu
janji akan kembali buat kyunnie…” terdengar sebuah kalimat yang keluar dari
sang yeoja kecil.
“Hiks…hiks…”
isakan itu masih ada di sela tangisan si namja kecil yang bernama kyunnie.
“jinja?”
Si
yeoja kecil mengangguk mantap menjawab pertanyaan namja kecil di hadapannya.
“Kalau
begitu Kyunnie juga janji. Kyunnie janji mau menunggu Chuu pulang. Karena
Kyunnie cuma cinta sama Chuu.” racau si
namja kecil.
Kemudian
namja kecil itu menghadap ke arah depan gereja. “Lihat Chuu, pasti Tuhan sudah
mencatat janji kita!”
“Ne
Kyunnie…” jawab yeoja itu dengan mata yang tampak berbinar.
“Chuu,
cepat pulang yaa… lalu menikah dengan Kyunnie… karena Chuu cuma punya
Kyunnie…hiks… hiks…”
Lagi.
Namja kecil itu kembali menangis. Si yeoja kecil tak tinggal diam. Ia segera
mendekat pada namja kecil itu kemudian mengecup singkat dahi kecil namjanya.
“Ne,
Chuu akan cepat kembali…”
13
Tahun Kemudian
Sungmin
POV
Incheon
International Airport, 12:45 KST
Pesawatku
baru saja mendarat di Seoul satu jam yang lalu. Dan sampai saat ini aku masih
saja berdiri di koridor kedatangan bandara Incheon. Aku yakin sekali, penumpang
lain dari Japan airlines sudah menemukan seseorang yang menjemput mereka di
tempat itu. Sedangkan aku? Yah, aku masih seperti ini. Berdiri mencari seseorang layaknya anak yang
baru pertama kali mengunjungi di Myeongdong.
Baru
setelah setengah jam aku memutar kepalaku ke segala arah, akhirnya aku
menemukan sosok itu. Dengan wajah tak berdosanya ia tersenyum ramah dan
mendekat padaku.
“Welcome
back to Korea, adik manis…” kata Yesung oppa.
Kakak
sepupuku itu masih saja menggoyang-goyangkan buket bunga mawar berwarna pink di
depan wajahku. Kau tahu, aku sama sekali tak ingin menerimanya walaupun aku
sangat tergoda dengan warna pink itu. Sepupu macam apa dia. Tega sekali
membuatku menunggu selama satu jam lebih!
“Mianhae,
Sungminnie… Aku terlambat karena membelikanmu bunga.” akhirnya dia minta maaf
juga.
“Ya
oppa! Kalau begitu lain kali jemput aku dulu baru belikan aku bunga! Arra?”
kataku ketus.
Yesung
oppa kembali tersenyum manis. Namun bagiku itu senyuman permintaan maaf yang
keluar begitu saja tanpa ada rasa berdosa di hatinya.
“Keurae,
arraseo… Maafkan oppa, ne?”
“…”
Aku
tak menjawabnya. Aku lebih memilih mengalihkan pandanganku darinya. Lalu Yesung
oppa menghela napasnya.
“Ayolah
Sungminnie… Kau tak mau memelukku?” pinta Yesung oppa kemudian.
Kini
aku tak menolaknya. Aku memang merindukannya dan aku tak akan menolak pelukan
hangatnya. Pelukan hangat kakak sepupuku satu-satunya yang tak pernah kurasakan
selama 13 tahun terakhir.
“Oppa,
nen neol bogoshiposeo… Jeongmalyo… “ kataku lirih dalam pelukannya.
Yesung
oppa membelai rambutku pelan. “Nado Sungminnie…”
Sungmin
POV end
Normal
POV
Lee
Sungmin atau Sungmin, seorang yeoja manis nan cerdas kini telah kembali ke
Korea. Selama 13 tahun ia meninggalkan
Korea demi keluarga dan pendidikannya. Kali ini ia kembali, tanpa orang tuanya
yang harus menetap di Osaka, Jepang. Disini ia tinggal di apartemen yang
berdekatan dengan apartemen sepupunya yang bernama Yesung. Saat Ibu Yesung dan
juga ibunya memintanya untuk tinggal dengan Yesung, ia menolak habis-habisan.
Ia berkata bahwa ia ingin hidup mandiri. Orangtuanya pun tak bisa berkata
apa-apa lagi setelah dengan berani Sungmin menyewa sebuah apartemen sederhana
di dekat apartemen Yesung. Walaupun hal itu ia lakukan saat ia masih berada di
Jepang. Sederhana saja, ia mencari melalui internet tentang penyewaan apartemen
di Seoul dan dengan mudah ia menemukan nomor telefon sang pemilik apartemen.
Bukan hal yang mudah hidup sendiri di Seoul. Walaupun ia
masih memiliki Yesung di dekatnya, namun ia tak ingin merepotkan kakak
sepupunya itu. Jadi ia memutuskan untuk mencari pekerjaan pula disana. Kuliah
dan kerja part time. Itulah yang ia lakukan kini setelah kembali ke Seoul. Dan
saat ini, sehari setelah kedatangannya di Seoul, ia memulai hidup barunya
sebagai mahasiswa ilmu filsafat, Inha University. Ia memutuskan universitas ini
sebagai tempat untuk melanjutkan pendidikannya yang tertunda karena
kepindahannya dari Jepang. Namun ada satu hal lain yang membuatnya ingin sekali
berada di tempat itu. Lebih tepatnya bukan hal namun seseorang.
Dddrrt… ddrrt…
Handphone Sungmin bergetar cukup lama menandakan ada seseorang
yang menelfonnya. Ia segera mengangkatnya setelah membaca ID sang penelfon.
“Yeoboseo?” sapanya.
“Kau sudah sampai dikampusmu?” tanya seseorang di seberang
sana.
“Ne Yesung oppa. Aku sudah menemukannya. Hanya saja aku
belum menemukan kelasku.” keluh Sungmin kemudian.
“Ah, tanyakan saja hal itu di gedung pusat. Arraseo?” kata
Yesung memberikan saran.
Sungmin menghela pelan. Entah harus berkata apa. Kelasnya
sendiripun ia tak tahu, bagaimana bisa ia menemukan jalan untuk mencapai gedung
pusat? Namun ia memilih untuk mengiyakan saja saran dari sepupunya itu dari
pada harus berdebat dengannya.
“Arraseo oppa…”
“Oh ya, mianhae, oppa tak bisa mengantarmu. Pekerjaan disini
memang selalu menuntut karyawannya untuk datang pagi-pagi. Hhh… mianhae…” ucap
Yesung di seberang sana.
“Gwaenchana oppa… aku…”
BRUUKK!!
Tiba-tiba saja seseorang menabraknya dari belakang hingga
Sungmin jatuh terjerembap dengan sangat tidak elit. Kini ia merasakan sakit
pada lututnya yang baru saja mencium lantai koridor. Namun ia tak mempedulikannya.
Ia memilih untuk mencari handphonenya. Dan ternyata handphone itu kini telah
berpindah dari tangannya menuju ke kaki seseorang yang tadi menabraknya. Lebih
tepatnya handphone itu kini telah berada di bawah kaki orang itu dengan posisi
setengah terinjak.
Sungmin yang emosi langsung saja berteriak, “Ya!
Pabboranika?!”
Ia segera menengadah untuk memastikan wajah dari manusia tak
berperikemanusiaan itu. Dan…
DEG!
Hati Sungmin ingin berteriak saat itu juga. Namja itu...
Dia…
Normal POV end
Kyuhyun POV
BRUUKK!!
Ah, appo! Aish… aku menabrak orang lagi…
Selalu saja seperti ini. Terlambat, berlari dan akhirnya
menabrak orang. Semoga saja kali ini tak ada sumpah serapah yang akan melayang
padaku seperti biasanya. Ya, semoga. Karena hari ini tidak biasa. Hari ini aku
menabrak yeoja manis yang begitu asing bagiku. Sepertinya ia tak mungkin
mengeluarkan sumpah serapah dari bibir manisnya.
Hingga akhirnya…
“Ya! Pabboranika?!” teriak yeoja itu. Well, perkiraanku
salah.
Dan sepertinya yeoja ini tak tahu bahwa namja tampan di
depannya benar-benar benci dengan kata “pabbo” yang melayang untuk dirinya. Ya!
Aku ini jenius!
“Mworago?!”
Aku yang awalnya ingin berteriak padanya, akhirnya hanya
bisa terdiam karena bingung. Ia memandangku dengan wajah terkejut. Hei, apa aku
seperti hantu? Mengapa wajahnya jadi seperti itu?
“Emm… cheogiyo... “ aku mencoba mengalihkan pandangannya
dariku dengan melambai-lambaikan tanganku tepat di depan wajahnya.
Namun gagal. Ia masih memandangku tak percaya.
“Cheogiyo… gwaenchanayo?” tanyaku lagi tak patah semangat.
“Kyu…” lirihnya pelan.
Hei, dari mana dia tahu namaku?
“Hei, apa aku mengenalmu?” tanyaku.
Kini
ia membuatku tambah bingung dengan wajah polosnya. Dia tak menjawab
pertanyaanku. Dia masih saja seperti tadi. Memandangku dengan beberapa kedipan
tak percaya. Aku merendahkan tubuhku untuk sekedar memandangnya. Mencoba
mengingat apakah aku mengenalnya. Namun…
Kreeetak!
Eh? Suara apa itu? Dan apa itu yang mengganjal di sepatuku?
Lalu kupindahkan kaki kananku. Dan terlihatlah di bawah sana sebuah handphone
berwarna pink yang sudah retak di bagian layarnya. Oh Tuhan, jangan-jangan ini
miliknya! Aish… ini salahku!
Namun sebelum aku mengambil handphone itu, tangan mungilnya
sudah lebih cepat merampas benda pink itu dari bawah sepatuku. Aku yakin sekali
tangannya tergores sepatuku karena kulihat ia merintih pelan setelahnya.
“Ah, gwaenchanayo…” kata gadis itu.
Kemudian ia berdiri tanpa bantuanku. Ia membersihkan kaosnya
dari sisa debu lantai koridor. Lalu ia membungkuk sebentar padaku.
“Jwiseonghamnida…” itu kata terakhirnya sebelum akhirnya ia
pergi dari hadapanku.
Aneh… Apakah aku mengenalnya?
Kyuhyun POV end
Normal POV
Sungmin terus saja berlari menghindari namja yang baru saja
berinteraksi dengannya. Ia mencoba untuk menahan emosi itu. Emosi bercampur
rasa rindu yang sedari tadi begitu bergemuruh di dadanya. Hingga ia merasa
sesak ditengah langkah-langkah cepatnya. Namun sia-sia saja. Ia tetap
mengeluarkan air mata itu. Entah ia menangis untuk apa dan karena siapa. Karena
ia sendiri pun tak tahu harus menangis bahagia atau sedih.
Dialah orang itu. Seseorang yang Sungmin rindukan selama
ini. Seseorang yang menjadi salah satu alasan terbesarnya kembali ke Korea.
Seseorang yang telah membuatnya terobsesi untuk menjadi mahasiswa ilmu filsafat
di Inha. Seseorang yang ingin sekali dipeluknya layaknya 13 tahun yang lalu. Seseorang
yang selalu memanggilnya dengan sebutan “Chuu”. Seseorang yang selalu di
hatinya. Hanya satu nama itu, Cho Kyuhyun.
Namun kini ia tak tahu harus berbuat apa. Bahkan namja itu
kini tak mengenalinya sama sekali. Ia tak tahu harus menangis bahagia karena ia
telah menemukan cinta pertamanya ataukah ia harus menangis sedih karena Kyuhyun
tak dapat mengenalinya. Ini hal yang sulit bagi Sungmin. Bahkan kini ia hanya
bisa menangis di atap gedung itu sambil terus meyakinkan dirinya untuk bisa
menahan emosi yang bergejolak itu. Saat itu juga ia berjanji, ia tak akan
memberitahu Kyuhyun siapa dirinya sebenarnya. Biarlah Kyuhyun yang mengingatnya
sendiri.
.
Di sisi lain, Cho Kyuhyun, mahasiswa akselerasi itu kini
memilih untuk tidak mengikuti kelasnya pagi itu. Ia sudah terlambat terlalu
jauh. Apalagi ditambah dengan adegan tabrakan dengan yeoja tadi. Ia masih saja
mencoba mengingat gadis itu. Namun otaknya kini terlalu buntu. Ia malas untuk
memikirkan yeoja satu lagi. Hidupnya sudah terlalu sering untuk diganggu oleh
banyak yeoja. Well, dengan wajahnya yang bisa dibilang tampan dan dengan
prestasi akselerasinya, ia menjadi namja yang bisa menarik begitu banyak yeoja.
Bukan salahnya memang ketika banyak yeoja mengejarnya. Namun
kenyataan berkata bahwa Kyuhyun kini menjadi namja “Casanova” terbaik di Inha.
Ia meyakini bahwa dengan berkencan dengan banyak yeoja akan membuatnya
melupakan masa lalunya. Hipotesis yang bodoh memang. Karena sampai kini pun ia
tak bisa melupakan masa lalunya itu. Masa lalunya yang indah yang telah berlalu
sejak 13 tahun yang lalu.
Kyuhyun memasuki kelas keduanya hari itu. Tanpa ia duga ia
bertemu dengan yeoja manis tadi di kelasnya. Ia baru mengetahui nama gadis itu
ketika dia memperkenalkan dirinya di kelas. Lee Sungmin nama dari yeoja itu. Ia
memandang yeoja itu lagi mencoba untuk mengingat siapa dirinya.
Disisi lain, Sungmin sadar akan sosok yang selalu
memandangnya selama ia memperkenalkan dirinya. Namun Sungmin tak ingin menangis
lagi. Ia meyakinkan dirinya bahwa Kyuhyun akan mengingatnya suatu hari nanti.
Ia tetap tersenyum layaknya mahasiswa baru yang mencoba untuk beradaptasi di
kampus barunya.
Sungmin kini mendekati kursi yang tampak kosong. Dan ia tahu
kursi itu berada di belakang kursi yang kini tengah Kyuhyun duduki. Ia
membungkuk sebentar pada namja itu dan tersenyum sebelum akhirnya duduk di
belakangnya.
Kyuhyun masih mencoba mengingatnya. Tapi sungguh, otaknya
kini begitu penuh dengan teori filsafat yang semalam baru saja dipelajarinya.
Belum lagi yeoja-yeoja yang mengajaknya kencan hari ini. Jadi ia memutuskan
untuk membalikkan badan dan berkenalan dengan yeoja itu.
“Emm… annyeonghaseyo Sungmin-ssi…” sapanya.
Sungmin menengadahkan wajahnya dan tersenyum pada Kyuhyun.
‘Manis’ pikir namja itu.
“Ne, annyeong Kyuhyun-ssi…” balasnya.
“Eh? Kau tahu namaku?” ucap Kyuhyun seketika.
‘Sial!’ batin Sungmin. Ia seharusnya berpura-pura tak
mengenalnya.
“Ah, iya. Aku tahu itu dari Park Songsaenim.” Kata Sungmin
mencoba berbohong.
“Oh, begitu. Oh ya, mianhae, tadi aku menabrakmu di koridor.
Emm… bagaimana handphonemu?” Tanya Kyuhyun basa-basi.
“Ah, itu…”
Sungmin segera mengeluarkan handphonenya. Awalnya ia akan
berpura-pura bahwa handphonenya baik-baik saja. Namun tangan Kyuhyun sudah lebh
dulu merebut benda itu dan mencoba untuk menekan tombol on nya. Ia mencoba
menggerakkan jarinya layar sentuh itu ketika muncul sinar harapan disana. Namun
handphone itu kembali mati dengan sendirinya.
“Ah, aku merusaknya! Lihat, kini dia tak mau nyala sama
sekali! Aish… aku akan menggantinya. Tunggu sampai besok, ne?” racau Kyuhyun.
Namun Sungmin kembali merebut benda pink itu dari tangan
Kyuhyun. Ia mencoba tersenyum walaupun ia sedih karena handphonenya yang sebenarnya
udah tak bisa ia gunakan itu.
“Ani, gwaenchanha… Aku akan memperbaikinya saja. Gamsahae Kyuhyun-ssi…”
tolak Sungmin pelan.
Kyuhyun tak ingin mengalah. Ia kembali merebut handphone itu
dan berkata, “Sudah begini bagaimana bisa diperbaiki? Sudahlah, kuganti saja,
ne?”
“Tapi…” Sungmin mencoba menolaknya.
“Cho Kyuhyun tak suka ditolak. Ini aku yang bawa. Kau tunggu
saja, arra?” kata Kyuhyun sambil menggoyangkan handphone itu di depan Sungmin
sebentar kemudian mengantonginya.
Kyuhyun kembali membalikkan tubuhnya mengahadap songsaenim
yang sedang menjelaskan teori filsafat.
‘Ne, arraseo kyunnie… kau tak berubah, kau masih tak mau
mengalah…’ batin Sungmin sambil memandang namja di depannya.
.
Malam itu Sungmin kembali ke apartemennya dengan beberapa
bungkus ramen di tangannya. Ia sedikit terkejut dengan sosok Yesung yang telah
berdiri di depan pintu apartemennya. Sepupunya itu memandang Sungmin tajam
seolah ingin menginterogasinya.
“Dari mana saja kau, Sungminnie?” tanya Yesung datar.
“Oppa, jangan berdiri seperti hantu disitu! Aku baru selesai
bekerja. Oppa lupa?” jawab Sungmin ragu.
“Bukan masalah itu Sungminnie. Aku tak bisa menghubungimu
sejak tadi. Kau kemanakan handphonemu?”
“Ah itu… Handphoneku rusak.” Jawab Sungmin terus terang.
“Mwo?” Yesung tampak mendekati Sungmin. “Mana aku lihat?”
Sungmin bingung harus menjawab apa lagi selain bercerita
sejujurnya.
“Tadi pagi, saat oppa menelfon, seseorang menabrakku.
Kemudian tak sengaja dia menginjak handphoneku. Dan langsung rusak. Lalu dia
membawa handphoneku. Katanya ia akan menggantinya dengan yang baru besok.”
Yesung agak terkejut mendengar cerita Sungmin. Ia memang
mencemaskan adik sepupunya ini. Namun ia juga marah dengan kecerobohannya.
“Ya Sungminnie, kau terlalu ceroboh!” dengus Yesung sambil
mengacak rambut Sungmin.
“Oppa, jangan mengacak rambutku!” teriak Sungmin.
Yesung menghela napasnya dan berhenti mengacak rambut
panjang itu. “Baiklah… baiklah… cepat masuk lalu tidur! Kau harus bertemu
seseorang besok!”
“Siapa?”
“Tentu saja orang yang akan memberimu handphone!”
Sungmin tersenyum singkat mendengar kalimat terakhir Yesung
sebelum dirinya masuk ke apartemennya. ‘Ne oppa, aku akan bertemu dengannya.
Aku akan bertemu dengan Kyunnie…’ batin Sungmin.
.
Hari
selanjutnya di Inha University. Sungmin berangkat seorang diri seperti biasa.
Tak ada hal istimewa yang terjadi kecuali pertemuannya dengan Kyuhyun. Hei,
bukankah ia bertemu dengan Kyuhyun setiap hari? Jadi setiap hari bisa
dianggapnya hari istimewa!
“Hei,
yeoja pink!” sapa Kyuhyun dari balik punggung Sungmin.
“Ya
Kyuhyun-ssi, kau mencoba membuatku kaget? Tapi maaf saja, aku tak akan jatuh di
perangkapmu!” ucap Sungmin sambil tertawa.
Sungmin
masih ingin menyimpan gejolak di hatinya. Ia tak ingin memberitahu Kyuhyun
siapa dirinya sebenarnya. Ia hanya ingin Kyuhyun mengingatnya tanpa bantuan
siapapun.
“Jajjang!”
teriak Kyuhyun tiba-tiba sambil menggoyangkan sebuah handphone berwarna pink di
depan Sungmin.
“Wah,
kau memperbaikinya?” Tanya Sungmin sambil mengambil benda itu dari tangan
Kyuhyun.
“Ani.
Aku sengaja membelikan yang sama persis dengan yang kemarin.” Jawab namja itu.
Lalu
Kyuhyun mengambil handphone Sungmin yang telah rusak dari saku celananya.
“Boleh
kuperbaiki yang ini?” tanyanya pada Sungmin.
“Kau
sudah repot menggantinya dengan yang baru dan aku sangat berterima kasih akan
hal itu. Jadi kupikir kau tak perlu memperbaikinya. Lagipula, sepertinya sudah
tak bisa diperbaiki.” Ucap Sungmin.
Kemudian
Kyuhyun tersenyum. “Siapa bilang? Aku akan mencobanya!”
TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar