Senin, 28 Januari 2013

This Faithful Love (Chapter 1)


“THIS FAITHFUL LOVE”
Cast :
Cho Kyuhyun
Lee Sungmin
Choi Siwon
Victoria Song
And Another Cast
Pairing : Kyumin
Rate : T
Genre : Romance/Hurt/Comfort
Length : 7 chapters
Summary :
Jadi semua benar? Minnie adalah dia? ǀ Untuk apa? Lagi pula siapa yang akan percaya pada janji anak umur 6 tahun ǀ Aku tahu mengapa aku begitu takut kehilangannya. Itu semua karena mereka adalah orang yang sama.
Terinspirasi panggilan memberdeul pada Lee Sungmin "Chuu"
Disclaimer : Kyumin belongs to themselves.
Warning : Genderswitch, Typos


Prolog

“Chuu… Jangan pergi…” racau seorang namja kecil berumur 6 tahun sambil terus menerus menangis.
Yeoja yang dipanggilnya dengan sebutan “chuu” itu pun kini ikut menangis. Bagaimana tidak, ia harus meninggalkan seseorang yang sangat istimewa di hatinya. Seseorang yang kini sedang menangis tersedu disampingnya.
“Kyunnie… Jangan menangis… Chuu jadi ikut nangis…” ucap yeoja kecil yang berumur sekitar 8 tahun itu.
“hiks…hiks…”
Masih saja terdengar isakan dari keduanya. Isakan yang semakin keras karena gema yang dihasilkan ruang utama gereja tempat mereka berdua kini duduk. Mungkin mereka memang masih kecil. Tapi perasaan keduanya sudah terlalu kuat. Terlalu sakit pula untuk harus berpisah satu sama lain.
“Chuu janji akan kembali buat kyunnie…” terdengar sebuah kalimat yang keluar dari sang yeoja kecil.
“Hiks…hiks…” isakan itu masih ada di sela tangisan si namja kecil yang bernama kyunnie. “jinja?”
Si yeoja kecil mengangguk mantap menjawab pertanyaan namja kecil di hadapannya.
“Kalau begitu Kyunnie juga janji. Kyunnie janji mau menunggu Chuu pulang. Karena Kyunnie cuma cinta sama Chuu.” racau  si namja kecil.
Kemudian namja kecil itu menghadap ke arah depan gereja. “Lihat Chuu, pasti Tuhan sudah mencatat janji kita!”
“Ne Kyunnie…” jawab yeoja itu dengan mata yang tampak berbinar.
“Chuu, cepat pulang yaa… lalu menikah dengan Kyunnie… karena Chuu cuma punya Kyunnie…hiks… hiks…”
Lagi. Namja kecil itu kembali menangis. Si yeoja kecil tak tinggal diam. Ia segera mendekat pada namja kecil itu kemudian mengecup singkat dahi kecil namjanya.
“Ne, Chuu akan cepat kembali…”


13 Tahun Kemudian
Sungmin POV
Incheon International Airport, 12:45 KST
Pesawatku baru saja mendarat di Seoul satu jam yang lalu. Dan sampai saat ini aku masih saja berdiri di koridor kedatangan bandara Incheon. Aku yakin sekali, penumpang lain dari Japan airlines sudah menemukan seseorang yang menjemput mereka di tempat itu. Sedangkan aku? Yah, aku masih seperti ini.  Berdiri mencari seseorang layaknya anak yang baru pertama kali mengunjungi di Myeongdong.
Baru setelah setengah jam aku memutar kepalaku ke segala arah, akhirnya aku menemukan sosok itu. Dengan wajah tak berdosanya ia tersenyum ramah dan mendekat padaku.
“Welcome back to Korea, adik manis…” kata Yesung oppa.
Kakak sepupuku itu masih saja menggoyang-goyangkan buket bunga mawar berwarna pink di depan wajahku. Kau tahu, aku sama sekali tak ingin menerimanya walaupun aku sangat tergoda dengan warna pink itu. Sepupu macam apa dia. Tega sekali membuatku menunggu selama satu jam lebih!
“Mianhae, Sungminnie… Aku terlambat karena membelikanmu bunga.” akhirnya dia minta maaf juga.
“Ya oppa! Kalau begitu lain kali jemput aku dulu baru belikan aku bunga! Arra?” kataku ketus.
Yesung oppa kembali tersenyum manis. Namun bagiku itu senyuman permintaan maaf yang keluar begitu saja tanpa ada rasa berdosa di hatinya.
“Keurae, arraseo… Maafkan oppa, ne?”
“…”
Aku tak menjawabnya. Aku lebih memilih mengalihkan pandanganku darinya. Lalu Yesung oppa menghela napasnya.
“Ayolah Sungminnie… Kau tak mau memelukku?” pinta Yesung oppa kemudian.
Kini aku tak menolaknya. Aku memang merindukannya dan aku tak akan menolak pelukan hangatnya. Pelukan hangat kakak sepupuku satu-satunya yang tak pernah kurasakan selama 13 tahun terakhir.
“Oppa, nen neol bogoshiposeo… Jeongmalyo… “ kataku lirih dalam pelukannya.
Yesung oppa membelai rambutku pelan. “Nado Sungminnie…”
Sungmin POV end

Normal POV
Lee Sungmin atau Sungmin, seorang yeoja manis nan cerdas kini telah kembali ke Korea.  Selama 13 tahun ia meninggalkan Korea demi keluarga dan pendidikannya. Kali ini ia kembali, tanpa orang tuanya yang harus menetap di Osaka, Jepang. Disini ia tinggal di apartemen yang berdekatan dengan apartemen sepupunya yang bernama Yesung. Saat Ibu Yesung dan juga ibunya memintanya untuk tinggal dengan Yesung, ia menolak habis-habisan. Ia berkata bahwa ia ingin hidup mandiri. Orangtuanya pun tak bisa berkata apa-apa lagi setelah dengan berani Sungmin menyewa sebuah apartemen sederhana di dekat apartemen Yesung. Walaupun hal itu ia lakukan saat ia masih berada di Jepang. Sederhana saja, ia mencari melalui internet tentang penyewaan apartemen di Seoul dan dengan mudah ia menemukan nomor telefon sang pemilik apartemen.
Bukan hal yang mudah hidup sendiri di Seoul. Walaupun ia masih memiliki Yesung di dekatnya, namun ia tak ingin merepotkan kakak sepupunya itu. Jadi ia memutuskan untuk mencari pekerjaan pula disana. Kuliah dan kerja part time. Itulah yang ia lakukan kini setelah kembali ke Seoul. Dan saat ini, sehari setelah kedatangannya di Seoul, ia memulai hidup barunya sebagai mahasiswa ilmu filsafat, Inha University. Ia memutuskan universitas ini sebagai tempat untuk melanjutkan pendidikannya yang tertunda karena kepindahannya dari Jepang. Namun ada satu hal lain yang membuatnya ingin sekali berada di tempat itu. Lebih tepatnya bukan hal namun seseorang.
Dddrrt… ddrrt…
Handphone Sungmin bergetar cukup lama menandakan ada seseorang yang menelfonnya. Ia segera mengangkatnya setelah membaca ID sang penelfon.
“Yeoboseo?” sapanya.
“Kau sudah sampai dikampusmu?” tanya seseorang di seberang sana.
“Ne Yesung oppa. Aku sudah menemukannya. Hanya saja aku belum menemukan kelasku.” keluh Sungmin kemudian.
“Ah, tanyakan saja hal itu di gedung pusat. Arraseo?” kata Yesung memberikan saran.
Sungmin menghela pelan. Entah harus berkata apa. Kelasnya sendiripun ia tak tahu, bagaimana bisa ia menemukan jalan untuk mencapai gedung pusat? Namun ia memilih untuk mengiyakan saja saran dari sepupunya itu dari pada harus berdebat dengannya.
“Arraseo oppa…”
“Oh ya, mianhae, oppa tak bisa mengantarmu. Pekerjaan disini memang selalu menuntut karyawannya untuk datang pagi-pagi. Hhh… mianhae…” ucap Yesung di seberang sana.
“Gwaenchana oppa… aku…”
BRUUKK!!
Tiba-tiba saja seseorang menabraknya dari belakang hingga Sungmin jatuh terjerembap dengan sangat tidak elit. Kini ia merasakan sakit pada lututnya yang baru saja mencium lantai koridor. Namun ia tak mempedulikannya. Ia memilih untuk mencari handphonenya. Dan ternyata handphone itu kini telah berpindah dari tangannya menuju ke kaki seseorang yang tadi menabraknya. Lebih tepatnya handphone itu kini telah berada di bawah kaki orang itu dengan posisi setengah terinjak.
Sungmin yang emosi langsung saja berteriak, “Ya! Pabboranika?!”
Ia segera menengadah untuk memastikan wajah dari manusia tak berperikemanusiaan itu. Dan…
DEG!
Hati Sungmin ingin berteriak saat itu juga. Namja itu... Dia…
Normal POV end

Kyuhyun POV
BRUUKK!!
Ah, appo! Aish… aku menabrak orang lagi…
Selalu saja seperti ini. Terlambat, berlari dan akhirnya menabrak orang. Semoga saja kali ini tak ada sumpah serapah yang akan melayang padaku seperti biasanya. Ya, semoga. Karena hari ini tidak biasa. Hari ini aku menabrak yeoja manis yang begitu asing bagiku. Sepertinya ia tak mungkin mengeluarkan sumpah serapah dari bibir manisnya.
Hingga akhirnya…
“Ya! Pabboranika?!” teriak yeoja itu. Well, perkiraanku salah.
Dan sepertinya yeoja ini tak tahu bahwa namja tampan di depannya benar-benar benci dengan kata “pabbo” yang melayang untuk dirinya. Ya! Aku ini jenius!
“Mworago?!”
Aku yang awalnya ingin berteriak padanya, akhirnya hanya bisa terdiam karena bingung. Ia memandangku dengan wajah terkejut. Hei, apa aku seperti hantu? Mengapa wajahnya jadi seperti itu?
“Emm… cheogiyo... “ aku mencoba mengalihkan pandangannya dariku dengan melambai-lambaikan tanganku tepat di depan wajahnya.
Namun gagal. Ia masih memandangku tak percaya.
“Cheogiyo… gwaenchanayo?” tanyaku lagi tak patah semangat.
“Kyu…” lirihnya pelan.
Hei, dari mana dia tahu namaku?
“Hei, apa aku mengenalmu?” tanyaku.
Kini ia membuatku tambah bingung dengan wajah polosnya. Dia tak menjawab pertanyaanku. Dia masih saja seperti tadi. Memandangku dengan beberapa kedipan tak percaya. Aku merendahkan tubuhku untuk sekedar memandangnya. Mencoba mengingat apakah aku mengenalnya. Namun…
Kreeetak!
Eh? Suara apa itu? Dan apa itu yang mengganjal di sepatuku? Lalu kupindahkan kaki kananku. Dan terlihatlah di bawah sana sebuah handphone berwarna pink yang sudah retak di bagian layarnya. Oh Tuhan, jangan-jangan ini miliknya! Aish… ini salahku!
Namun sebelum aku mengambil handphone itu, tangan mungilnya sudah lebih cepat merampas benda pink itu dari bawah sepatuku. Aku yakin sekali tangannya tergores sepatuku karena kulihat ia merintih pelan setelahnya.
“Ah, gwaenchanayo…” kata gadis itu.
Kemudian ia berdiri tanpa bantuanku. Ia membersihkan kaosnya dari sisa debu lantai koridor. Lalu ia membungkuk sebentar padaku.
“Jwiseonghamnida…” itu kata terakhirnya sebelum akhirnya ia pergi dari  hadapanku.
Aneh… Apakah aku mengenalnya?
Kyuhyun POV end

Normal POV
Sungmin terus saja berlari menghindari namja yang baru saja berinteraksi dengannya. Ia mencoba untuk menahan emosi itu. Emosi bercampur rasa rindu yang sedari tadi begitu bergemuruh di dadanya. Hingga ia merasa sesak ditengah langkah-langkah cepatnya. Namun sia-sia saja. Ia tetap mengeluarkan air mata itu. Entah ia menangis untuk apa dan karena siapa. Karena ia sendiri pun tak tahu harus menangis bahagia atau sedih.
Dialah orang itu. Seseorang yang Sungmin rindukan selama ini. Seseorang yang menjadi salah satu alasan terbesarnya kembali ke Korea. Seseorang yang telah membuatnya terobsesi untuk menjadi mahasiswa ilmu filsafat di Inha. Seseorang yang ingin sekali dipeluknya layaknya 13 tahun yang lalu. Seseorang yang selalu memanggilnya dengan sebutan “Chuu”. Seseorang yang selalu di hatinya. Hanya satu nama itu, Cho Kyuhyun.
Namun kini ia tak tahu harus berbuat apa. Bahkan namja itu kini tak mengenalinya sama sekali. Ia tak tahu harus menangis bahagia karena ia telah menemukan cinta pertamanya ataukah ia harus menangis sedih karena Kyuhyun tak dapat mengenalinya. Ini hal yang sulit bagi Sungmin. Bahkan kini ia hanya bisa menangis di atap gedung itu sambil terus meyakinkan dirinya untuk bisa menahan emosi yang bergejolak itu. Saat itu juga ia berjanji, ia tak akan memberitahu Kyuhyun siapa dirinya sebenarnya. Biarlah Kyuhyun yang mengingatnya sendiri.
.
Di sisi lain, Cho Kyuhyun, mahasiswa akselerasi itu kini memilih untuk tidak mengikuti kelasnya pagi itu. Ia sudah terlambat terlalu jauh. Apalagi ditambah dengan adegan tabrakan dengan yeoja tadi. Ia masih saja mencoba mengingat gadis itu. Namun otaknya kini terlalu buntu. Ia malas untuk memikirkan yeoja satu lagi. Hidupnya sudah terlalu sering untuk diganggu oleh banyak yeoja. Well, dengan wajahnya yang bisa dibilang tampan dan dengan prestasi akselerasinya, ia menjadi namja yang bisa menarik begitu banyak yeoja.
Bukan salahnya memang ketika banyak yeoja mengejarnya. Namun kenyataan berkata bahwa Kyuhyun kini menjadi namja “Casanova” terbaik di Inha. Ia meyakini bahwa dengan berkencan dengan banyak yeoja akan membuatnya melupakan masa lalunya. Hipotesis yang bodoh memang. Karena sampai kini pun ia tak bisa melupakan masa lalunya itu. Masa lalunya yang indah yang telah berlalu sejak 13 tahun yang lalu.
Kyuhyun memasuki kelas keduanya hari itu. Tanpa ia duga ia bertemu dengan yeoja manis tadi di kelasnya. Ia baru mengetahui nama gadis itu ketika dia memperkenalkan dirinya di kelas. Lee Sungmin nama dari yeoja itu. Ia memandang yeoja itu lagi mencoba untuk mengingat siapa dirinya.
Disisi lain, Sungmin sadar akan sosok yang selalu memandangnya selama ia memperkenalkan dirinya. Namun Sungmin tak ingin menangis lagi. Ia meyakinkan dirinya bahwa Kyuhyun akan mengingatnya suatu hari nanti. Ia tetap tersenyum layaknya mahasiswa baru yang mencoba untuk beradaptasi di kampus barunya.
Sungmin kini mendekati kursi yang tampak kosong. Dan ia tahu kursi itu berada di belakang kursi yang kini tengah Kyuhyun duduki. Ia membungkuk sebentar pada namja itu dan tersenyum sebelum akhirnya duduk di belakangnya.
Kyuhyun masih mencoba mengingatnya. Tapi sungguh, otaknya kini begitu penuh dengan teori filsafat yang semalam baru saja dipelajarinya. Belum lagi yeoja-yeoja yang mengajaknya kencan hari ini. Jadi ia memutuskan untuk membalikkan badan dan berkenalan dengan yeoja itu.
“Emm… annyeonghaseyo Sungmin-ssi…” sapanya.
Sungmin menengadahkan wajahnya dan tersenyum pada Kyuhyun. ‘Manis’ pikir namja itu.
“Ne, annyeong Kyuhyun-ssi…” balasnya.
“Eh? Kau tahu namaku?” ucap Kyuhyun seketika.
‘Sial!’ batin Sungmin. Ia seharusnya berpura-pura tak mengenalnya.
“Ah, iya. Aku tahu itu dari Park Songsaenim.” Kata Sungmin mencoba berbohong.
“Oh, begitu. Oh ya, mianhae, tadi aku menabrakmu di koridor. Emm… bagaimana handphonemu?” Tanya Kyuhyun basa-basi.
“Ah, itu…”
Sungmin segera mengeluarkan handphonenya. Awalnya ia akan berpura-pura bahwa handphonenya baik-baik saja. Namun tangan Kyuhyun sudah lebh dulu merebut benda itu dan mencoba untuk menekan tombol on nya. Ia mencoba menggerakkan jarinya layar sentuh itu ketika muncul sinar harapan disana. Namun handphone itu kembali mati dengan sendirinya.
“Ah, aku merusaknya! Lihat, kini dia tak mau nyala sama sekali! Aish… aku akan menggantinya. Tunggu sampai besok, ne?” racau Kyuhyun.
Namun Sungmin kembali merebut benda pink itu dari tangan Kyuhyun. Ia mencoba tersenyum walaupun ia sedih karena handphonenya yang sebenarnya udah tak bisa ia gunakan itu.
“Ani, gwaenchanha… Aku akan memperbaikinya saja. Gamsahae Kyuhyun-ssi…” tolak Sungmin pelan.
Kyuhyun tak ingin mengalah. Ia kembali merebut handphone itu dan berkata, “Sudah begini bagaimana bisa diperbaiki? Sudahlah, kuganti saja, ne?”
“Tapi…” Sungmin mencoba menolaknya.
“Cho Kyuhyun tak suka ditolak. Ini aku yang bawa. Kau tunggu saja, arra?” kata Kyuhyun sambil menggoyangkan handphone itu di depan Sungmin sebentar kemudian mengantonginya.
Kyuhyun kembali membalikkan tubuhnya mengahadap songsaenim yang sedang menjelaskan teori filsafat.
‘Ne, arraseo kyunnie… kau tak berubah, kau masih tak mau mengalah…’ batin Sungmin sambil memandang namja di depannya.
.
Malam itu Sungmin kembali ke apartemennya dengan beberapa bungkus ramen di tangannya. Ia sedikit terkejut dengan sosok Yesung yang telah berdiri di depan pintu apartemennya. Sepupunya itu memandang Sungmin tajam seolah ingin menginterogasinya.
“Dari mana saja kau, Sungminnie?” tanya Yesung datar.
“Oppa, jangan berdiri seperti hantu disitu! Aku baru selesai bekerja. Oppa lupa?” jawab Sungmin ragu.
“Bukan masalah itu Sungminnie. Aku tak bisa menghubungimu sejak tadi. Kau kemanakan handphonemu?”
“Ah itu… Handphoneku rusak.” Jawab Sungmin terus terang.
“Mwo?” Yesung tampak mendekati Sungmin. “Mana aku lihat?”
Sungmin bingung harus menjawab apa lagi selain bercerita sejujurnya.
“Tadi pagi, saat oppa menelfon, seseorang menabrakku. Kemudian tak sengaja dia menginjak handphoneku. Dan langsung rusak. Lalu dia membawa handphoneku. Katanya ia akan menggantinya dengan yang baru besok.”
Yesung agak terkejut mendengar cerita Sungmin. Ia memang mencemaskan adik sepupunya ini. Namun ia juga marah dengan kecerobohannya.
“Ya Sungminnie, kau terlalu ceroboh!” dengus Yesung sambil mengacak rambut Sungmin.
“Oppa, jangan mengacak rambutku!” teriak Sungmin.
Yesung menghela napasnya dan berhenti mengacak rambut panjang itu. “Baiklah… baiklah… cepat masuk lalu tidur! Kau harus bertemu seseorang besok!”
“Siapa?”
“Tentu saja orang yang akan memberimu handphone!”
Sungmin tersenyum singkat mendengar kalimat terakhir Yesung sebelum dirinya masuk ke apartemennya. ‘Ne oppa, aku akan bertemu dengannya. Aku akan bertemu dengan Kyunnie…’ batin Sungmin.
.
Hari selanjutnya di Inha University. Sungmin berangkat seorang diri seperti biasa. Tak ada hal istimewa yang terjadi kecuali pertemuannya dengan Kyuhyun. Hei, bukankah ia bertemu dengan Kyuhyun setiap hari? Jadi setiap hari bisa dianggapnya hari istimewa!
“Hei, yeoja pink!” sapa Kyuhyun dari balik punggung Sungmin.
“Ya Kyuhyun-ssi, kau mencoba membuatku kaget? Tapi maaf saja, aku tak akan jatuh di perangkapmu!” ucap Sungmin sambil tertawa.
Sungmin masih ingin menyimpan gejolak di hatinya. Ia tak ingin memberitahu Kyuhyun siapa dirinya sebenarnya. Ia hanya ingin Kyuhyun mengingatnya tanpa bantuan siapapun.
“Jajjang!” teriak Kyuhyun tiba-tiba sambil menggoyangkan sebuah handphone berwarna pink di depan Sungmin.
“Wah, kau memperbaikinya?” Tanya Sungmin sambil mengambil benda itu dari tangan Kyuhyun.
“Ani. Aku sengaja membelikan yang sama persis dengan yang kemarin.” Jawab namja itu.
Lalu Kyuhyun mengambil handphone Sungmin yang telah rusak dari saku celananya.
“Boleh kuperbaiki yang ini?” tanyanya pada Sungmin.
“Kau sudah repot menggantinya dengan yang baru dan aku sangat berterima kasih akan hal itu. Jadi kupikir kau tak perlu memperbaikinya. Lagipula, sepertinya sudah tak bisa diperbaiki.” Ucap Sungmin.
Kemudian Kyuhyun tersenyum. “Siapa bilang? Aku akan mencobanya!”

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar