Jumat, 19 Oktober 2012

FF - My name is Cho Sungmin


Sungmin POV_
“Ya! Cho Kyuhyun! Kau lupa ulang tahunku?!” kataku pada namja menyebalkan di depanku ini.
“Ah, mianhae noona… Aku semalam merayakan tahun baru dengan Victoria. Jadi lupa deh! Hehe…” jawabnya tanpa dosa.
“Aishh… Terserah kau manusia menyebalkan!” kataku sambil berlalu meninggalkan apartemennya.
Kyuhyun mencoba mengejarku, namun aku berjalan lebih cepat dan berhasil mengurung diriku di apartemenku sendiri. Sehingga Kyuhyun hanya bisa terdiam di depan pintu apartemenku.
“Noona… Sungmin noona… buka pintunya…” pinta Kyuhyun sambil mengetuk pintuku keras-keras.
“Kau mau apa?” teriakku dari dalam.
“Maafkan aku… Sungguh, aku minta maaf.” Katanya.
Aku menghela nafasku dan berteriak lagi, “aku memaafkanmu. Tapi pergilah dari depan apartemenku sekarang juga!”
Setelah itu, tak ada lagi rengekan Kyuhyun di depan pintu apartemenku.
Kejadian itu terjadi sebulan yang lalu. Tepatnya tanggal 1 Januari dimana seharusnya aku merayakan ulang tahunku bersama Kyuhyun seperti tahun-tahun sebelumnya. Tapi tidak hari itu. Aku menunggunya selama lebih dari 15jam hanya untuk merayakan ulang tahunku bersamanya. Namun apa yang kudapat? Aku malah harus mengurus tubuh Kyuhyun yang penuh dengan bau alkohol malam harinya. Kyuhyun menceritakan segalanya padaku, bagaimana dia merayakan tahun baru bersama yeojachingunya yang bernama Victoria itu. Namun entah mengapa, aku benci yeoja itu karena telah mengubah Kyuhyun menjadi seperti ini. Menjadi seorang Kyuhyun yang tanpa kontrol dan selalu pulang dalam keadaan mabuk hampir setiap malamnya.
Ting Tong
Seseorang memencet bel apartemenku sehingga lamunanku tentang 1 Januari itu buyar seketika. Aku membuka pintu dan…
“Noona… ayo temani aku belanja!” kata namja di depanku ketika pintu apartemenku terbuka.
“Kyuhyunie, kau bisa belanja sendiri kan?” kataku menolak.
“Ani. Aku tidak bisa belanja sendiri!” paksanya.
“Ya! Kau ini…”
“Biarkan aku masuk. Aku akan menunggu noona disini. Cepat noona ganti baju sana!” paksanya memotong kalimatku. Bahkan dia seenaknya masuk apartemenku tanpa meminta ijinku.
Yah, beginilah Cho Kyuhyun. Namja yang sudah kukenal selama lebih dari 20 tahun. Aku dan dia sudah menjadi tetangga sekaligus sahabat sejak kecil dan sekarang diharuskan tinggal di apartemen yang bersebelahan oleh orang tua kami. Orang tua kami memang bersahabat dekat sejak mereka SMA. Namun saat ini kedua orang tua kami harus mengurus perusahaan hasil kerjasama mereka di luar negeri. Orang tua Kyuhyun mengurus cabang perusahaan di Jepang sedangkan orang tuaku mengurus cabang perusahaan di Cina. Sehingga tinggallah aku dan Kyuhyun seorang diri di Korea.
Sementara Kyuhyun menungguku, aku sibuk memilih baju dan beberapa aksesori yang akan kukenakan. Beberapa menit kemudian aku memutuskan untuk keluar dari kamarku.
“Kajja!” ajakku pada Kyuhyun.
“Noona, kita tidak akan kencan!” katanya tiba-tiba setelah melihatku.
“Wae?”
“Kau berpakaian seperti itu dan berdandan. Bukankah itu penampilan seorang yeoja jika dia ingin berkencan?” kata Kyuhyun menahan tawanya.
“Ya! Kau ini seharusnya bersyukur aku masih mau menemanimu belanja! Dasar bocah!” gerutuku kesal.
“Ne… Arasseo…” kata Kyuhyun sambil melangkah keluar apartemenku. Dan akupun mengekor di belakangnya.
Entah apa yang ada di pikiranku. Namun aku selalu ingin tampil cantik di depan Kyuhyun.
Sungmin POV end_

----TIME SKIP----

Author POV_
Sungmin membawa begitu banyak belanjaan setelah mereka pulang dari supermarket. Begitu pula Kyuhyun yang menenteng 2 kantong belanjaan di tangan kanan dan kirinya.
“Hei, hei, kau mau apa?” tanya Sungmin pada Kyuhyun saat Kyuhyun ingin mengikutinya masuk ke apartemen.
“Aku ingin masuk.” Kata Kyuhyun polos.
“Kau lupa kunci apartemenmu lagi?” tanya Sungmin.
“Ani. Aku memang mau masuk apartemen noona.” jawab Kyuhyun.
“Mau apa kau?” tanya Sungmin.
“Mau makan masakan noona.” Kata Kyuhyun sambil tersenyum manja yang semakin membuat Sungmin tak mampu menolaknya.
Jadilah Sungmin memasak makan malam hari itu. Kyuhyun yang sudah tidak sabar segera saja melahap masakan Sungmin ketika makanan itu sudah berada di meja makan.
Ketika mereka berdua asik melahap makan malam mereka, tiba-tiba ponsel Kyuhyun berdering. Dan ketika Kyuhyun tahu siapa yang menelfon, langsung saja ia mengangkatnya dan berkata, “chagiya… waeyo?”
Sungmin yang langsung tahu siapa yang menelfon Kyuhyun langsung menghentikan kunyahannya. ‘Yeoja itu lagi’ batin Sungmin. Sungmin semakin merasa diacuhkan ketika Kyuhyun memilih meninggalkan meja makan dan duduk di sofa sambil berbicara manja dengan Victoria. Akhirnya Sungmin bangkit dari meja makan dan memilih untuk mencuci semua piring kotor bekas makannya bersama Kyuhyun sambil menahan kesal dihatinya.
Sementara itu Kyuhyun masih asik mengobrol dengan Victoria. Namun 5 menit kemudian Kyuhyun memutuskan untuk mengakhiri obrolan dengan yeojachingunya ini karena ia merasa telah mengacuhkan Sungmin. Ia kembali berjalan menuju meja makan, tapi ia sudah tidak mendapati sosok Sungmin di sana melainkan di dapur dan sedang sibuk mencuci piring.
Saat itu juga Kyuhyun berpikir untuk masuk ke kamar Sungmin yang dilihatnya terbuka. ‘Ah, lama sekali aku tidak memasuki kamar ini’ katanya dalam hati.
Kyuhyun memandang setiap sudut kamar yang sudah tidak ia lihat sejak 2 tahun lalu itu. Ia terakhir kali masuk kamar itu saat ia demam karena berhujan-hujanan dan harus dirawat Sungmin di kamar ini karena ia lupa membawa kunci apartemennya.
Beberapa menit kemudian ia mendapati beberapa kertas kecil yang tertempel di dinding kamar Sungmin. Ia begitu ingin tahu sehingga ia memutuskan untuk membaca tulisan yang ada di kertas-kertas itu. Namun hanya satu kertas yang benar-benar membuatnya tertarik. Kertas itu bertuliskan,
“I wish I could be a CHO. CHO SUNGMIN”
Kyuhyun menarik kertas itu sehingga lepas dari dinding. Namun kemudian teriakan seorang yeoja memecahkan lamunannya.
“YA! CHO KYUHYUN! Berani-beraninya kau masuk kamarku tanpa ijin!” teriak Sungmin.
Bukannya meminta maaf, Kyunyun malah menanyakan apa maksud dari kertas itu sambil menunjukkan kertas itu kehadapan Sungmin.
“Maksud tulisan ini apa noona?” tanya Kyuhyun.
Menyadari apa yang ditunjukkan Kyuhyun, Sungmin segera merebut kertas itu dan meremasnya menjadi satu gumpalan kecil.
“Bukan apa-apa!” sanggah Sungmin dengan muka memerah.
Kyuhyun yang masih kebingungan tetap berdiri tegak di kamar Sungmin.
“Cepatlah keluar dan kembali ke apartemenmu sendiri!” usir Sungmin.
“Noona tak mau menjelaskannya padaku?”  tanya Kyuhyun.
“Bukannya aku tak mau. Tapi tak bisa.” Jawab Sungmin. “Ah, sudahlah, cepat keluar! Kembali ke apartemenmu!” usir Sungmin lagi kini sambil mendorong tubuh Kyuhyun.
“Iya… iya… lagipula aku tidak tertarik lagi. Annyeong noona… Jaljayo…” kata Kyuhyun meninggalkan Sungmin.
Author POV end_

Sungmin POV­_
‘Apa ini? Seharusnya dia tidak mengetahuinya!’ kesalku dalam hati.
“Ah, seharusnya aku membuang kertas ini dari dulu.” Kataku.
Kertas itu adalah salah satu bukti bahwa aku ingin berada di sisinya. Ya, disisi Cho Kyuhyun yang entah sejak kapan sudah aku cintai. Berada di sisinya selamanya adalah salah satu mimpiku. Namun, aku tak pernah ingin Kyuhyun mengetahui hal ini. Karena aku tahu, aku hanyalah seorang “noona” baginya. Dan sekarang, ia mengetahuinya. Aku tak tahu harus berbuat apa.
Namun keesokan harinya Kyuhyun kembali mendatangi apartemenku. Bahkan tanpa mengingat kejadian semalam.
“Noona! Aku ada rencana besar! Maukah kau membantuku?” kata Kyuhyun tiba-tiba ketika aku membuka pintu apartemenku untuknya.
“MWO?!” teriakku kaget ketika Kyuhyun menceritakan tentang rencananya yang akan melamar Victoria.
“Ya! Noona, suaramu keras sekali!” kata Kyuhyun sambil menutupi kedua telinganya. “Ada yang salah?”
“Ani.” kataku mencoba untuk bersikap biasa saja. “Hanya saja, aku kaget mengapa kau tidak membicarakan ini padaku sejak dulu.” Kataku bohong.
“Bukan begitu. Aku juga baru saja mendapatkan ide ini semalam.” Kata Kyuhyun.
‘Apa? Semalam? Apakah kejadian semalam sama sekali tidak berarti sesuatu baginya?’ tanyaku dalam hati.
“Aku ingin melamarnya di hari valentine nanti.” Lanjutnya.
“Itu sekitar 2 minggu lagi.” tambahku. “Dan kesempatanku hanya 2 minggu?”
“Mwo? Kau bilang apa noona?” tanya Kyuhyun padaku.
“Ah, ani.” Kataku mencoba mengelak. Dadaku pun mulai terasa sakit.
Kyuhyun mengambangkan senyumnya dan kembali berbicara, “Baik. Kita mulai dengan pertemuanmu dengan Victoria. Aku tahu kau pasti ingin menemuinya lagi setelah beberapa bulan kemarin. Dan itu pun hanya berpapasan.”
‘Tidak. Aku tidak ingin menemuinya lagi Kyu.’ batinku.
“Ah, iya. Boleh.” Kataku bohong.
“Baiklah, noona ikut aku ya nanti malam.” Pintanya manja.
“Kemana?” tanyaku sambil mencoba untuk tersenyum.
“Noona akan tahu nanti malam. Berdandanlah yang cantik.” Kata Kyuhyun. Lalu ia berdiri dari duduknya dan berjalan hendak kembali ke apartemennya, “aku tunggu jam 7 malam tepat di depan pintu ini.” Katanya sambil menunjuk pintu apartemenku.
‘Apa ini? Kyuhyun memintaku berdandan?’ batinku.
Kemudian aku menutup pintu apartemenku. Entah mengapa tiba-tiba saja bulir-bulir air keluar dari mataku dan memecah pandanganku. Aku merasakan dadaku semakin sesak saja. Dan menit selanjutnya aku sudah bersimpuh lemah dibalik pintu apartemenku sambil menangis.

----TIME SKIP----

Tepat jam 7 malam Kyuhyun mendatangi apartemenku. Tanpa memberitahuku terlebih dahulu, ternyata ia membawaku ke salah satu night club besar di Seoul.
“Inilah mengapa aku menyuruh noona dandan. Biasanya yeoja disini akan berdandan cantik terlebih dahulu jika ingin masuk ke tempat ini. Kajja!” kata Kyuhyun sambil menarik tanganku.
Kami segera memasuki night club itu. Remang-remang dengan suara yang menggaung dimana-mana, itulah kesan pertamaku saat masuk tempat itu. Kami berdua segera mendekati Victoria yang tengah duduk bersama teman-temannya di salah satu meja di depan dance floor.
“Ah, oppa! Wasseo!” katanya saat melihat aku dan Kyuhyun mendekatinya. Langsung saja ia menggeliat di tubuh Kyuhyun dan menciumnya sesaat di pipi.
Aku yang merasa jijik sengaja membuang wajahku ke arah lain agar dadaku tak semakin sesak melihat pemandangan menyakitkan itu. Terlihat jelas Victoria tengah mabuk. Namun ia masih bisa menyadari apa yang terjadi di sekitarnya walaupun bau alkohol di tubuhnya sangat menyengat.
“Ah, tunggu.” kata Kyuhyun sambil melepaskan. “Chagi, kau ingat dengan dia?” kata Kyuhyun sambil menunjuk ke arahku. Aku mencoba tersenyum pada Victoria.
“Ah, Sungmin eonni. Annyeonghaseyo… “ kata Victoria.
“Aku tinggalkan kalian berdua. Aku ada urusan sebentar.” Kata Kyuhyun meninggalkan kami berdua.
Jadilah aku duduk bersama Victoria yang setengah mabuk ini. Aku mencoba untuk memulai pembicaraan, “emm… Victoria…”
“Ne?” kata Victoria sambil menoleh kearahku.
“Apa kau mencintai Kyuhyun?” tanyaku sembarang.
“Tentu saja.” Jawabnya. “Ada apa eonni?”
“Ah, ani. Hanya saja, apa kau ingin menikah dengannya?” tanyaku lagi tanpa basa-basi.
“Apa? Menikah? Apa eonni pernah berpikir hingga hal itu?” kata Victoria.
“Apa maksudmu?” tanyaku tak mengerti.
Victoria tersenyum dan kembali berbicara, “Aku memang mencintai Kyuhyun. Tapi entah sampai kapan. Aku hanya ingin bersenang-senang. Aku tak peduli siapa namja itu. Lagipula jika dalam beberapa hari ini aku menemukan namja lain yang lebih bisa membuatku senang, mungkin aku harus meminta maaf pada Kyuhyun.”
“Maksudmu kau akan meninggalkannya?” tanyaku dengan sedikit nada emosi.
“Mungkin. Namun, cepat atau lambat aku pasti akan meninggalkannya.” Kata Victoria lagi.
“Wae?” tanyaku.
“Aku mulai bosan dengan sifat kekanak-kanakannya itu. Kau tahu eonni, bahkan ia tak mau menciumku! Seperti anak kecil saja! Benar-benar namja yang rendah!” katanya lagi sambil tertawa.
“Mwo? Jaga bicaramu!” kataku. Aku benci ia menghina Kyuhyun.
“Waeyo eonni? Bukankah kau juga senang jika aku meninggalkan Kyuhyuniemu? Kau menyukainya kan? Terlihat jelas dimatamu.” Katanya lagi yang semakin membuatku emosi.
“Kau…”
“Ayolah eonni. Jangan munafik seperti itu. Aku…”
PLAAKK!!
Aku yang sudah tak tahan mendengarnya bicara, langsung menampar Victoria tepat di pipi kirinya.
“Noona!” teriak Kyuhyun dari belakangku. “Apa yang noona lakukan?”
Suara Kyuhyun terdengar begitu marah. Namun aku tak peduli. Aku tak mau lagi Kyuhyun mendekati yeoja ini. Aku tak akan membiarkan Kyuhyunku disakiti oleh yeoja semacam Victoria!
Sungmin POV end_

Kyuhyun POV_
Aku baru saja keluar dari kamar mandi ketika aku melihat Sungmin noona menampar Victoria. Segera saja aku mendekati mereka berdua dengan sedikit menahan emosiku.
“Noona!” teriakku. “Apa yang noona lakukan?”
“Ya, paboya! Kau yakin akan menikahi gadis macam ini?!” kata Sungmin noona sambil menunjuk Victoria.
Aku tak pernah mendengar Sungmin noona berkata sekasar itu.
“Noona, jaga bicaramu.” Kataku emosi.
“Aku selalu menjaga apa yang aku bicarakan. Tapi tidak lagi sejak yeojachingumu yang sangat kau banggakan ini berbicara tak sopan.” Jelasnya.
“Apa maksud noona?” tanyaku lagi padanya.
“Eonni, memang apa salahku jika aku mencoba berbicara sesuai apa yang kulihat?” tanya Victoria pada Sungmin noona.
“Kau… KAU TAK PANTAS UNTUK KYUHYUN!!!”
PLAKK!!
Seketika saja aku mendaratkan tamparanku di pipi kanan Sungmin noona. Aku begitu tenggelam dalam emosiku. Aku begitu lemah dihancurkan oleh emosiku sendiri.
“Noona…” kataku pelan.
Kulihat kini Sungmin noona mulai menangis. Ia menangis dalam diam dan tertunduk. Namun tubuhnya bergetar menandakan bahwa ia benar-benar marah, sedih dan kecewa.
“Eonni, katakanlah sejujurnya.” Kata Victoria yang membuatku mengalihkan pandanganku padanya.
‘Apa maksudnya? Ada apa diantara mereka?’ tanyaku dalam hati.
“Cho Kyuhyun…” kata Sungmin noona dengan pelan.
Kemudian ia mendongakan kepalanya. Kini kulihat wajah noonaku ini memerah dan penuh dengan air mata. Oh God, apa yang telah ku lakukan?!
“Saranghamnida…” katanya pelan lalu berlalu meninggalkanku.
Aku tak mampu mengejarnya walaupun aku ingin sekali. Entah mengapa aku lebih memilih mengurus tubuh Victoria yang pingsan karena telah mabuk total.

----TIME SKIP----

Aku sendiri. Benar-benar sendiri. Apartemen di sebelah apartemenku sudah kosong sejak 2 minggu yang lalu. Ya, Sungmin noona telah pindah. Ia tak lagi tinggal di sebelahku. Aku mendapat info dari Chunhwa ahjussi, appa Sungmin noona, bahwa ia kini tinggal bersama saudaranya di Busan.
Sudah 2 minggu sejak kejadian di night club itu. Dan sudah 2 minggu pula aku terpuruk seorang diri tanpa ada Sungmin noona disisiku. Tanpa kusadari bahwa ternyata selama ini aku sangat bergantung padanya. Dan kini, aku tak punya siapapun.
‘Seandainya kau mendengarku, Lee Sungmin noona.’ Aku mulai berkhayal.
‘Apakah kau tahu noona? Aku semakin terpuruk saja setelah kau meninggalkanku. Apalagi setelah kejadian semalam. Sejak semalam, aku sudah tak ada hubungan apapun dengan Victoria. Aku ingat sekali bagaimana Victoria mencampakkanku dan memilih bersama namja lain. Aku ingat sekali bagaimana ia berciuman dengan namja lain di depan mataku. Aku ingat sekali tamparannya yang sampai saat inipun masih terasa di pipi kananku.’
‘Ah… Aku jadi teringat saat itu lagi. Aku teringat saat tangan bodohku ini menamparmu di depan banyak orang di night club yang sama dimana aku juga ditampar oleh Victoria. Aku tahu aku sangat bodoh, noona. Bahkan aku tidak mengejarmu saat kau pergi dan lebih memilih tetap disisi Victoria. Aku juga belum sempat meminta maaf padamu sejak kejadian itu.’
‘Noona, mengapa kau menyiksaku? Mengapa kau membiarkanku tak mengetahui sejengkalpun mengenai kabarmu? Sebesar itu kah rasa bencimu padaku? Aku ingin sekali menelfonmu. Tapi kau telah mengganti nomor ponselmu. Aku tahu, kau juga melarang Chunhwa ahjussi, Kyungsuk ahjumma bahkan Sungjin untuk memberitahu nomor ponselmu yang baru. Taukah kau bahwa itu membuatku tersiksa?’
‘Asal kau tahu saja noona, aku lagi-lagi mabuk berat semalam. Setiap aku mabuk, aku selalu berpikir apakah kau akan marah? Namun sebaliknya. Kau malah begitu setia mengurusku hingga aku benar-benar sadar dari mabukku. Namun tidak untuk semalam. Aku pulang dan tidak mendapati siapapun yang mau mengurusku. Itu membuatku sakit noona… Apakah kau tahu itu?’
Aku membuyarkan lamunanku sendiri dengan menggeleng-gelengkan kepalaku. Aku berjalan lunglai keluar apartemen. Entah apa yang membuatku ingin masuk ke apartemen yang ada di sebelahku. Aku masih menyimpan master key apartemen itu yang diberikan Sungmin noona beberapa tahun lalu. Segera saja aku masuk ke apartemen yang kini tak berpenghuni itu.
Aku mulai memandangi setiap sudut apartemen itu sehingga aku mengingat segala yang pernah kulakukan disana. Sekilas aku memandang dapur kecil di dekatku. Aku ingat sekali pernah mengganggu Sungmin noona memasak hingga dapur hampir kebakaran karena ulahku. Kemudian terlintas saja ingatan ketika kami merayakan ulang tahunnya sambil merayakan tahun baru. Wajah yang ceria yang pasti aku lihat setiap tanggal 1 Januari tak dapat kulihat lagi pada ulang tahunnya yang kemarin. Karena kebodohanku telah melupakan ulang tahunnya.
Beberapa menit kemudian aku memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya. Kamar yang serba pink. Kamar yang selalu membuatku merasa hangat jika aku berada didalamnya. Namun, apa ini?
Sebuah boneka bunny besar berwarna pink tergeletak begitu saja di atas tempat tidur.
‘Ini hadiah ulang tahun dariku.’ Batinku sesaat. ‘Bukankah kau paling suka dengan boneka ini, noona? Mengapa kau meninggalkannya disini begitu saja? Apakah ini sebagai salah satu bukti besarnya rasa bencimu padaku?’
Namun pertanyaan-pertanyaan itu seketika menghilang dari otakku ketika aku melihat gumpalan kertas kecil tak jauh dari sang boneka bunny. Aku membuka dan membacanya.
“I wish I could be a CHO. CHO SUNGMIN”
Kalimat yang pernah aku baca. Ya, aku masih mengingatnya. Aku benar-benar mengingatnya. Ketika aku bertanya maksud tulisan itu pada noona, ia hanya menjawab bukan apa-apa. Namun aku baru menyadari ada beberapa angka dan kata yang tertulis di belakangnya ketika aku membalik kertas itu.
“010101 – I think I  love you, Cho Kyuhyun”
Tiba-tiba saja mataku memanas dan tak lama kemudian pandanganku kabur karena begitu banyak air mata yang menggenangi pelupuk mataku. Sungguh, aku tak sanggup mengatakan apapun. Tak ada satu kalimatpun yang bisa mengungkapkan begitu bodohnya diriku. Mengapa aku begitu bodoh tak menyadari bahwa orang yang selama ini berada disisiku telah mencintaiku selama itu?
Aku yakin betul bahwa angka 010101 berarti tahun, bulan dan tanggal dia menuliskan kalimat itu. Lebih dari 10 tahun Sungmin noona mencintaiku. Dan mengapa aku tak menyadarinya sama sekali?!
“Ya Cho Kyuhyun! PABOYA!” kutukku pada diriku sendiri. Aku mulai menangis tanpa control yang semakin membuat diriku terpuruk.
‘Mengapa noona tidak memberitahuku? Mengapa noona hanya memendam perasaan noona? Mengapa noona tetap bertahan disampingku meski aku tak pernah melihat noona? Mengapa noona begitu mencintaiku? Mengapa noona begitu baik padaku? Dan sekarang, mengapa noona malah meninggalkanku? Tak tahu kah kau noona, bahwa aku hampir gila tanpamu?’
Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di kepalaku hingga tanpa kusadari aku tertidur begitu saja di kamar Sungmin noona.
Ketika aku berjalan menuju apartemenku esok harinya, aku mendapati seseorang tengah berdiri di depan pintu apartemenku.
Dia menoleh padaku dan berkata, “Hei Kyuhyun ah… Lama tak bertemu!”
“Hyung!” sambutku senang.
Namja ini bernama Tan Hangeng. Dia adalah sunbae yang paling aku hormati sekaligus sunbae yang paling dekat denganku saat kami SMA. Sejak lulus dari SMA kami tak pernah bisa bertemu karena dia harus kembali ke tanah kelahiranna, Cina. Aku merasa beruntung sekali ada teman yang mengunjungiku disaat aku terpuruk seperti ini.
“Ada apa hyung datang kesini? Apa kau terbang dari Cina kemudian langsung kemari?” tanyaku sedikit antusias.
“Ah, ani. Sejak beberapa hari kemarin aku sudah di Busan. Dan baru semalam aku menginjakkan kakiku di Seoul.” Jawabnya.
“Oh… Jadi, apa yang membawamu kesini? Ada berita bagus?” tanyaku lagi.
“Yah, bisa saja bagus. Bisa saja tidak.” Jawabnya singkat.
Aku sedikit bingung dengan jawabannya. Kemudian ia mengambil kertas tebal seukuran postcard dari balik jaket tebalnya.
“Aku akan menikah.” Katanya sambil menyodorkan kertas postcard itu padaku.
“Wah, itu berita bagus hyung!” kataku senang sambil membuka kertas yang bertuliskan wedding invitation itu.
Namun senyumanku seketika hilang saat membaca nama yeoja yang akan menikahi Hangeng hyung.
“Lee Sungmin?” tanyaku tak percaya.
‘Sungmin siapakah ini? Semoga bukan Sungmin noonaku. Aku mohon hyung, jangan nikahi Sungmin noonaku? Aku mohon, katakan bahwa dia bukan Sungmin noonaku.’ Kataku dalam hati.
“Ya, Lee Sungmin.” Kata Hangeng hyung sambil tersenyum.
“Kau akan menikahi yeoja korea? Bukan Cina?” tanyaku polos.
“Yah, mungkin dia jodohku Kyuhyun ah. Kau tahu, dia putri bosku di tempatku kerja. Aku merasa sangat beruntung akan menikah dengannya.” Lanjut Hangeng hyung.
“Memang hyung bekerja di perusahaan apa selama hyung di Cina?” tanyaku lagi.
“Aku bekerja di Sendbill Corporation.” Jawabnya.
DEG!
Itu perusahaan hasil kerjasama orangtua kami. Itu perusahaan yang dikelola Chunhwa ahjussi. Dan itu berarti Hangeng hyung akan menikahi Sungmin noona. SUNGMIN NOONAKU!
“Ada apa Kyuhyun ah?” tanyanya melihatku sedikit tercekat dengan jawabannya.
“Ah, ani. Tidak ada apa-apa, hyung.” Jawabku bohong.
“Ah... Baiklah, aku pergi dulu. Banyak teman yang harus ku temui hari ini.”
“Ne, hyung hati-hati di jalan.”
“Ne, annyeong…”
“Annyeong…”
Pintu apartemenku kututup seketika saat itu. Aku tak ingin seseorang melihat namja bodoh yang kini menangis layaknya anak kecil karena noonanya akan menikah dengan orang lain. Aku tak pernah menyangka aku akan seperti ini tanpa Sungmin noona. ‘Tak tahukah kau noona bahwa kau satu-satunya orang yang ingin aku nikahi? Mengapa kau malah akan menikah dengan orang lain? Tak tahukah kau bahwa aku sudah gila karenamu?’

----TIME SKIP----

Walaupun sedikit canggung, aku tetap datang ke pernikahan Hangeng hyung dan Sungmin noona. Aku mendatangi gedung mewah yang telah disulap menjadi suatu bentuk gereja kecil lengkap dengan altar yang akan digunakan Hangeng hyung dan Sungmin noona mengucap sumpah nantinya.
‘Ah… Ini terlalu menyakitkan!’ batinku.
Aku melangkah sembarang mengitari gedung itu. Kemudian aku berhenti di jendela besar yang memperlihatkan seorang yeoja cantik lengkap dengan gaun putih menjuntai di badannya dari balik ruangan. Ketika dia membalikkan badannya, aku tercekat, ‘SUNGMIN NOONA!’
Kami hanya terdiam saling pandang. Namun beberapa detik kemudian kulihat Sungmin noona menangis dan pergi memutuskan kontak mata denganku.
Aku begitu sakit melihatnya menangis. Dia seharusnya bahagia di hari pernikahannya. Tak seharusnya aku muncul dan membuat luka di hatinya kembali terbuka. Namun, apa ini? Dadaku begitu sesak ketika aku melihat Sungmin noona menghambur ke pelukan Hangeng hyung yang telah lengkap menggunakan tuksedonya. Seketika itu pula, aku memutuskan untuk pergi dari gedung itu.
Aku tak peduli dinginnya Seoul yang menusuk tulangku. Aku hanya ingin berdiam diri disini. Di belakang gedung tempat orang yang kucintai akan menikah dengan orang lain. Aku kini seperti orang gila. Menangis sambil menggigil total di tengah dingiinya kota Seoul.
Namun tiba-tiba seseorang mendatangiku dan…
BUAGH!
Sebuah pukulan keras mendarat di pipi kiriku yang membuatku terjatuh di tumpukan salju yang mulai mencair.
“Hyung! Apa yang kau lakukan?!” kataku padanya.
“Dasar bocah bodoh!” kata Hangeng hyung.
Kyuhyun POV end_

Sungmin POV_
Baiklah, aku harus melupakan segalanya. Aku harus melupakan Kyuhyun. ‘Ayo Sungmin ah, kau harus kuat. Hangeng oppa sangat baik padamu. Yakinlah bahwa ia akan menjadi suami yang baik untukmu.’ Batinku menyemangati diriku sendiri.
Aku harus berpura-pura tidak terjadi apa-apa walaupun tadi aku menangis hebat saat melihat Kyuhyun di depan mataku. Dan kini aku harus tetap kuat melangkah menggandeng ayahku menuju altar pernikahan dimana Hangeng oppa sudah menungguku disana. Namun, siapa dia? Dia tidak seperti Hangeng oppa. Aku sangat familiar sekali dengan punggung ini. Sekaligus rambut ikalnya yang tak beraturan. Tapi… mungkinkah dia…
Namja itu membalikkan badannya, ‘KYUHYUN!’ teriakku dalam hati.
Namun dia tak bereaksi apapun. Dia hanya tersenyum padaku dan mengulurkan tangannya. Ayah menyerahkan tangan kiriku untuk digandengnya menuju altar. ‘Apa ini mimpi?’ batinku.
Tangan hangat Kyuhyun tak pernah lepas dari tanganku hingga kami selesai mengucap sumpah, janji suci kami. Dia pun masih menggandeng tanganku ketika pendeta berkata, “Cho Kyuhyun, Lee Sungmin, kalian resmi menjadi suami istri.”
Walaupun aku masih kaget dengan adanya Kyuhyun di altar pernikahanku, namun aku tetap bahagia ketika mendengar kalimat terakhir pendeta itu. Aku seperti telah di hipnotis oleh namja di sampingku ini. Hingga akhirnya kami saling bertukar cincin. Selanjutnya Kyuhyun membuka tudung gaunku, meraih wajahku dengan kedua telapak tanyannya dan berkata, “noona, kini namamu menjadi Cho Sungmin.”
Sedetik kemudian ia mendekatkan wajahnya dan menciumku.
Sungmin POV end_

----TIME SKIP----

Author POV_
Kyuhyun dan Sungmin melepas penat mereka di atap gedung setelah upacara pernikahan mereka selesai. Dua pemeran utama dalam pernikahan ini sengaja melarikan diri hanya untuk menikmati waktu berdua saja.
“Kyuhyunie, aku tak pernah menyangka kau akan bertindak sejauh itu.” Kata Sungmin dalam pelukan Kyuhyun.
“Berterimakasihlah pada Hangeng hyung. Tanpanya, aku tak akan pernah bisa mendapatkanmu, noona.” Kata Kyuhyun.
Segera saja Sungmin melepas pelukannya dari Kyuhyun, “Hangeng oppa?”
“Ne, dialah yang penyelamatku.”
==Flashback==
“Dasar bocah bodoh!” kata Hangeng hyung padaku.
“Mengapa hyung memukulku? Sudahlah, cepat hyung kembali kedalam! Nanti kau malah melewatkan upacara pernikahanmu sendiri!” kataku frustasi.
Hangeng mencengkeram erat kerah baju Kyuhyun.
“Kau mau kupukul lagi setelah aku susah payah keluar hanya untuk menemuimu?” katanya kesal.
“Mengapa hyung ingin menemuiku?” tanya Kyuhyun.
Kemudian Hangeng melepas tuksedo yang melekat di tubuhnya.
“Cepat, gantikan aku di altar!” kata Hangeng sambil menyerahkan tuksedonya pada Kyuhyun.
“Apa?!” tanya Kyuhyun tak percaya.
“Hey, kau dongsaeng terbaikku. Aku selalu tahu bagaimana raut wajahmu ketika kau benar-benar jatuh cinta. Kau mencintainya kan? Kau mencintai noonamu itu kan?” kata Hangeng.
Kyuhyun mengangguk dengan sedikit takut.
“Kau tahu, aku sedikit bosan mendengarnya menangis dan menyebut namamu hampir setiap hari. Aku baru tahu ada seorang yeoja yang memiliki cinta begitu besar. Dan itu hanyalah Sungmin yang memiliki cinta yang begitu besar itu untukmu. Kau sangat beruntung Kyuhyun ah.” Kata Hengeng sambil menepuk bahu Kyuhyun.
“Hyung…”
“Masuklah… Dan gantikan aku di altar. Aku sangat ingin melihat kalian bahagia.” Kata Hangeng lagi.
“Hyung, jeongmal gomapta…” kata Kyuhyun dan segera berlari ke dalam gedung.
==Flashback End==
“Ah, aku harus berterima kasih padanya.” Kata Sungmin tiba-tiba.
Namun sebelum sempat menelfon Hangeng, ponselnya telah bergetar lebih dulu.
“Ada pesan? Eh? Hangeng oppa?” kata Sungmin heran.
“Apa katanya?” tanya Kyuhyun.
Sungmin membaca keras-keras pesan itu.
Sungmin ah, kau bahagia bukan? Kau telah bersama Kyuhyuniemu sekarang. Akupun juga begitu. Lihatlah, dia cantik kan? Selamat kita telah bebas dari perjodohan ini. Chukkae Sungminnie!^^
Hangeng menyertakan sebuah foto pada pesan itu. Foto dirinya bersama seorang yeoja cantik berkulit seputih susu yang belakangan diketahui bernama Kim Heechul.
“Ah, oppa do chukkae.” Kata Sungmin bahagia.
“Ya! Hanya aku yang boleh memanggilmu seperti itu!” sergah Kyuhyun tiba-tiba.
“Seperti apa?” tanya Sungmin.
“Sungminnie. Atau jangan-jangan dia juga pernah memanggilmu bunny Minnie, noona?” tanya Kyuhyun curiga.
“Ya. Dia pernah memanggilku seperti itu beberapa kali.” Jawab Sungmin.
“Ah… Kurang ajar juga hyungku itu! Tak apalah, yang penting dia tak akan pernah bisa mengubah namamu menjadi Tan Sungmin. Hanya aku yang bisa! Ya kan, Cho Sungmin?!” kata Kyuhyun sambil tertawa puas dan kembali memeluk Sungmin.
“Tunggu.” Sungmin kembali melepas pelukannya. “Apakah kau membaca kertas itu lagi?”
“Ya. Dan aku tidak menyangka noona sudah mencintaiku sejak tahun itu.” Kata Kyuhyun.
“Bahkan sudah jauh sebelum itu, Kyuhyunie.” Ucap Sungmin sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Kyuhyun.
Sedetik kemudian mereka telah berciuman. Kyuhyunpun menyambut hangat ciuman dari istrinya tercinta.
‘Saranghaeyo, Cho Sungmin’

END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar